Selamat datang di Pondok KELING-KING. KELING-KING merupakan media dengan aktivitas berupa; Penelitian - Penulisan - Konseling - Informasi & Edukasi. Melalui wadah ini kita bisa berbagi hal-hal yang berguna bagi kepentingan bersama. Selamat berpetualang. Semoga Anda menikmatinya.
Friday, September 7, 2012
Tuesday, September 4, 2012
TIMOR LESTE & NEGERI CATUR MASA DEPAN (seri: 1)
Proposal Kejuaraan
Catur “REFERENDUM CUP”
Pengantar Singkat
“Negeriku Negeri TIMUR.
Bangsaku Bangsa SUBUR
Budayaku Budaya CATUR"
Artikel ini merupakan edisi
revisi dari artikel sebelumnya, berjudul: KEJUARAAN
CATUR REFERENDUM CUP (seri:1) yang telah diterbitkan pada 2 September 2012.
Karena satu dan lain hal, judul dan format artikel ini dirubah menjadi: TIMOR LESTE & NEGERI CATUR (sebagai
judul utama) dan “Kejuaraan Catur
REFERENDUM CUP, sebagai sub judul.
Bagi Pengunjung Rama Clinico yang
sudah membaca artikel Kejuaraan Catur Referendum Cup, tinggal skip saja yang sudah dibaca sebelumnya. Sebelum
melanjutkan artikel ini, perkenankanlah saya mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN
untuk DIOSECE Dili, yang pada hari ini, 4 September 2012, merayakan ulang
tahunnya yang ke-72 (4 September 1940 – 4 September 2012). Proviciat….!!!
Artikel ini baru seri pertama.
Seri kedua akan diteruskan setelah saya kembali ke Bali. Artikel ini dapat
dianggap sebagai sebuah PROPOSAL yang saya tujukan kepada Pemerintah Timor
Leste, khususnya Wakil Perdana Menteri, yang kebetulan membidangi Bidang
Kepemudaan & Olah Raga, termasuk di dalamnya adalah Departemen terkait
(Sekretaris Negara Bidang Pemuda & Olah Raga), untuk mempertimbangkan
PROPOSAL ini (Kejuaraan Catur berlabel “REFERENDUM CUP).
Saya berharap, para PECATUR di
Timor Leste, baik yang menjadikan CATUR sebagai kegiatan untuk REKREASI, atau
untuk kepentingan PROFESI atau untuk menggapai PRESTASI, memiliki animo untuk mengikuti
terus lanjutan artikel ini hingga tuntas. Karena artikel ini akan diterbitkan
secara berseri.
Sekadar informasi, saya sudah 2X
melakukan kontak (informal) dengan sejumlah Staf dari Pusat Kebudayaan RUSIA
yang ada di Jakarta dan Bali untuk membicarakan adanya kemungkinan, RUSIA
bersedia memberikan asistensi sesuai kebutuhan dalam rangka ikut membangun dan
mengembangkan Olah Raga Catur di Timor Leste.
Banyak negara besar di dunia, datang
ke Timor Leste untuk ikut membangun peradabannya di negeri kecil ini. Tetapi
saya belum melihat Bangsa RUSIA ikut membangun peradabannya di negeri ini.
RUSIA adalah salah satu kekuatan besar yang ikut menentukan perkembangan evolusi
peradaban manusia di planet ini.
Karena itulah, melalui artikel ini, saya memunculkan ide ini,, agar ke depannya, Pemimpin bangsa ini mencoba untuk melakukan
kontak-kontak formal, guna mengundang Bangsa RUSIA ikut membangun simbol-simbol
peradabannya di negeri kecil ini dengan cara-cara beradab dan terhormat.
Sebagaimana dunia sudah mengenal
dengan sangat baik, bahwa RUSIA terkenal sebagai negara yang melahirkan “pecatur-pecatur top dunia”.
Sekolah-sekolah catur terbaik di planet ini ada di RUSIA. Dalam 2X kesempatan
melakukan “kontak informal” dengan sejumlah Staf yang berdinas di Pusat
Kebudayaan Rusia yang ada di Indonesia, mereka bersikap “sangat friendly, sangat welcome”, kalau Timor Leste berniat membangun hubungan persahabatan
yang baik dengan RUSIA melalui bidang-bidang yang dibutuhkan. Tidak harus
melulu kerja sama dalam “Bidang Militer”,
yang sepertinya Timor Leste tidak akan pernah mampu terlepas dari pengaruh kekuatan
AMERIKA, apalagi secara geografis, Timor Leste berbatasan secara langsung
dengan AUSTRALIA yang merupakan Sekutu baik Paman Sam. Kenyataan saat ini
berbicara seperti itu. Tapi pertanyaannya adalah; “Apakah umat manusia di planet ini harus membangun peradabannya dengan
perang melulu?”
Maka sebaiknya, mari kita semua
hindari perang yang sesungguhnya, dalam arti hurfiah, dan memindahkan perang
itu ke atas “Papan Catur”. Berperanglah di atas “Papan Catur”. Karena berperang
di atas “Papan Catur”, bukan hanya tidak akan merusak evolusi peradaban manusia,
tetapi juga akan membantu manusia muncul sebagai pribadi-pribadi yang lebih
bijak, lebih mulia dan lebih bermartabat.
Timor Leste Merupakan Negeri Catur Masa Depan
Dari dahulu kala, ALAM telah
memberikan tanda yang sangat bermakna kepada kita semua, bahwa Timor Leste
adalah NEGERI CATUR. Berdasarkan TANDA ALAM ini, kita bisa menjadikannya
sebagai FILOSOFI Bangsa, untuk kemudian dikembangkan menjadi TRADISI alias
BUDAYA yang selanjutnya muncul sebagai salah satu IDENTITAS Bangsa kita. Asal
ada niat yang sungguh-sungguh, kemudian usaha yang terus-menerus, lalu
dikombinasi dengan doa, ditambah adanya sedikit keberuntungan, segala
sesuatunya pasti bisa. Tidak ada yang tidak mungkin, jika manusia melibatkan
ALLAH di dalam usahanya.
Mungkin bukan saat ini. Tapi 10
atau 20 atau 30 atau bahkan 100 tahun yang akan datang, dengan perencanaan yang
baik dengan program kerja yang jelas dan terkonsep, berkesinambungan dan
terpadu, negeri kecil ini bisa saja menggapai impiannya melahirkan
pecatur-pecatur top dunia yang akan mengantarkan negeri ini dikenal sebagai
salah satu NEGERI CATUR.
NEGERI CATUR tidak harus bahwa negara tersebut berprestasi dalam Olah Raga CATUR. Tapi bisa difahami dalam konteks yang lain. Bisa Anda bayangkan. Kalau sampai
CATUR dijadikan salah satu BUDAYA NASIONAL, banyak orang di negeri ini pasti
akan tertarik untuk bermain CATUR. Pada awal-awalnya bukan PRESTASI yang
dikejar, tetapi bangun saja dulu setiap JIWA di negeri ini sebagai
manusia-manusia yang MENYUKAI CATUR, di semua kalangan, pada semua kelas. Catur
tidak harus menjadi dominasi kelas social tertentu.
Misalnya saja, di masa depan,
karena dengan pertimbangan bahwa negeri ini terllau kecil untuk mengadopsi
SISTIM SEMI PRESIDENCIAL, maka dilakukan REFERENDUM NASIONAL (one person one vote) untuk merubah
SISTIM yang ada menjadi SISTIM PRESIDENCIAL MURNI, dan pada setiap PILPRES
(Pemilihan Presiden), setiap Capres (Calon Presiden) wajib harus mengikuti
KOMPETISI CATUR antar para Capres, maka Olah Raga CATUR pasti akan sangat
popular di negeri ini.
Anda mungkin masih mengingat
dengan baik, bagaimana para Capres di dunia barat, terutama Capres RUSIA dan
capres Capres AMERIKA (terakhir Presiden OBAMA dan Oposannya) saling menantang
pada setiap Pilpres untuk bermain CATUR yang disiarkan secara lavi melalui TV
nasional, sebagai salah satu metode kampanye (menjual diri) kepada public untuk
menaikkan pamor dan popularitas mereka. Di balik TRADISI ini, ada nilai
ENTARTEIN (REKREASI)yang dapat menghibur masyarakat luas.
Jika itu diterapkan di negeri
ini, maka percaya atau tidak, CATUR akan berubah menjadi sebuah TRADISI dan
BUDAYA sekaligus (salah satu) IDENTITAS Bangsa. Anda bisa bayangkan. Bagaimana
kalau para pedagang di pasar-pasar (tradisional), berdagang sambil bermain
CATUR. Dari pada bosan menunggu datangnya pembeli dengan menghabiskan waktu
secara sia-sia, khan lebih baik, sambil menunggu pembeli, memanfaatkan waktu
luangnya bermain CATUR.
Jadi poinnya adalah, jika bangsa ini
serius untuk membangun kekuatan CATUR, yang perlu diprioritaskan adalah; jadikan CATUR sebagai sarana atau media REKREASI. Jadi jangan dulu mengejar PRESTASI. Karena jika PRESTASI yang dijadikan sebagai skala
prioritas, maka pasti yang muncul adalah kekecewaan. Karena banyak bangsa lain
telah memiliki seribu langkah di depan dan memiliki pecatur-pecatur top dunia. Tapi yang harus dibangun lebih dulu
FILOSOFIS BANGSA terhadap CATUR.
Jika FILOSOFIS-nya sudah
terbentuk, maka dengan sendirinya cepat atau lambat PRESTASI pasti akan menyusul.
Ini konsep yang sangat sederhana. Bangsa kita sudah memiliki modal awal. Modal
kita yang paling awal adalah: TANDA dari ALAM bahwa ada kemungkinan, ke
depannya, negeri ini akan berkembang sebagai salah satu NEGERI CATUR. Asal
manusia negeri ini mau berusaha.
Anda mungkin meminta saya untuk
menunjukkan TANDA ALAM itu. Berapakah jumlah kotak yang ada di atas PAPAN
CATUR? Bukankah berjumlah “64” kotak? Lalu apa hubungannya dengan Timor Leste?
Berapakah jumlah Wilayah Kecamatan (Sub Distrik) yang ada di Timor Leste pada
jaman dulu? Bukankah “64” Kecamatan? Ini artinya, ALLAH sendiri telah
menjadikan wilayah Timor Leste sebagai sebuah PAPAN CATUR?
Tetapi jumlah Wilayah Kecamatan
saat ini bukan lagi 64, melainkan 65? Pertanyaannya adalah; “Atas dasar apa,
jumlah wilayah Kecamatan di Timor Leste dirubah dari 64 menjadi 65? Apakah perubahan
ini membawa keberuntungan atau kebuntungan bagi negeri kecil ini? Kita
beruntung atau malah buntung dengan perubahan jumlah wilayah kecamatan ini?
Salah satu cara untuk menarik perhatian, sekaligus memunculkan minat masyarakat terhadap Olah Raga CATUR, yang kemudian akan dijadikan salah satu metode untuk membangun kekuatan CATUR di negeri ini adalah melalui apa yang saya namakan: TABUNGAN REFERENDUM. Apa itu TABUNGAN REFERENDUM? Bagaimana bentuknya? Bagaimana modelnya? Bagaimana bla...bla...bla dan seterusnya, akan dijelaskan pada seri-seri mendatang. Tapi satu hal yang pasti, apa yang saya namakan TABUNGAN REFERENDUM, akan menjadi salah satu bentuk INVESATSI BANGSA untuk jangka panjang. Sekali lagi, penjelasan tentang TABUNGAN REFERENDUM akan disampaikan pada seri berikutnya.
BERSAMBUNG
Subscribe to:
Posts (Atom)