Wednesday, August 22, 2012

SIAPAKAH PRESIDEN RI KE-7? MILITER ATAU SIPIL? PRIA ATAU WANITA? (seri: 3)

"Masa Depan NKRI & Pangeran Sabat"

Hari ini, 22 Agustus 2012. Berdasarkan Kalender Liturgis Gereja Katolik Roma, setiap tanggal 22 Agustus, dirayakan sebagai Hari Bunda Maria menjadi RATU. Mudah-mudahan artikel seri-3 ini, yang saya tulis pada Hari Raya Bunda Suci perawan Maria, diberkati Bunda Perawan Maria. Semoga…!!!

Salah satu referensi yang menjadi dasar bagi saya untuk memastikan bahwa pada Pilpres 2009 tidak akan muncul Presiden RI ke-7 dan juga referensi yang menjadi landasan bagi saya untuk memastikan siapa Presiden RI ke-7, karena berdasarkan kisah aneh di bawah ini yang terjadi pada tahun 1985 (27 tahun yang lalu). Saya yakin di antara Anda yang membaca artikel ini, pada saat itu (tahun 1985) pasti belum lahir. Saya sendiri saat itu baru mulai belajar bagaimana menggunakan “underwear” yang benar. 

Pada tahun 1985, di Timor-Timur santer beredar isu mengenai “penculikan anak”. Konon anak-anak itu diculik untuk dipenggal kepalanya guna dijadikan “tumbal” bagi pembangunan fondasi “Jembatan LOES” di Kabupaten Bobonaro (salah satu Kabupaten di sebelah Barat Timor-Timur). 

Banyak orang bercerita, bahwa menurut para orang tua, konon, agar sebuah bangunan besar, misalnya gedung bertingkat atau jembatan besar bisa berdiri kokoh dan bertahan lama, membutuhkan “tumbal” berupa kepala anak-anak yang belum pernah berbuat berdosa, yang harus dipenggal kepalanya dan kepala anak-anak itu dikubur di fondasi di mana bangunan besar tersebut akan dibangun.  

Pada 14 Agustus 1985, keluarga kami tinggal tepat di belakang Kantor Dinas Peternakan Tingkat I Dili, perbatasan antara Kaikoli, Matadouro, Hudi Laran & Vila Verde. Malam bulan purnama bulat penuh menerangi Kota Dili. Lalu terdengar teriakan nyaring seorang pria dari arah Matadouro. Suara pria itu sebenarnya sudah sangat familiar dengan warga sekitar. Pria paruh baya itu dikenal sedikit “tidak waras” dan suka mabuk-mabukan.  Biasanya suka minum sampai mabuk di Mercado lama. 

Pria itu dengan suara nyaring meneriakkan umpatan sebagai-berikut; “So so so so so….!!! Timor so, Indonesia so, Tentara so, Falintil so, Hansip so, DPR so, Pegawai so, Eskolanan so. So so so so….!!!” Umpatan seperti ini sering terdengar di saat pria itu mabuk dan ngomong sendirian sambil berjalan sempoyongan di malam hari, pulang dari Mercado lama menuju rumahnya di Hudi Laran Dili.

Tidak tahu bagaimana ceritanya, malam itu, setelah terdengar suara pria itu, lalu tidak lama berselang, tiba-tiba serombongan orang dari arah Matadouro dan Hudi Laran, sambil berlarian menuju Asrama TNI Kompi C Yonif (Batalyon Infanteri) 744 Kaikoli (saat ini dikenal dengan OBRIGADO, Bahasa Portugis yang artinya: terima-kasih), berteriak; Kaer kaer kaer kaer kaer kaer…..!!!! Naokten naokten naokten naokten…..!!! Kaer naokten, kaer naokten kaer naokten,  kaer naokten, kaer naokten…!!! Naokten naokten naokten naokten naokten….!!! Kaer, kaer, kaer, kaer, kaer…..!!!” 

Tiba-tiba Almarhum Bapa ku EBNJAMIN, bangun dan keluar dari kamar sambil berteriak; “Bali bali bali bali bali bali…..!!!! Mata mata mata mata mata mata……!!!! Mata bali, mata bali mata bali….!!! Suri suri suri suri suri…..!!! Anton Anton Anton Anton Anton Anton….!!!! Suri Anton suri Anton suri Anton…..!!!

Teriakan Bapa, membangunkan kami seisi rumah. Begitu saya keluar dari kamar, saya melihat Almarhum Bapa ku Benjamin sudah memegang sebuah PEDANG PUSAKA. Saya mengatakan PEDANG PUSAKA, karena PEDANG tersebut warisan leluhur turun-temurun. Pedang pusaka tersebut hanya dikeluarkan pada saat-saat penting. Bapa ku pernah bercerita; “Bahwa berdasarkan cerita leluhur kami, turun-temurun, dari mulut ke mulut, pedang pusaka tersebut berasal dari salah satu Kerajaan yang sangat terkenal di NUSANTARA pada jaman dulu”. 

Konon, pada jaman dulu, terjadi perebutan kekuasaan antara para Raja di salah satu Kerajaan yang sangat terkenal di Nusantara. Lalu salah satu Raja yang saat itu sedang berkuasa, digulingkan melalui kudeta. Lalu Raja itu (saya belum menyebutkan nama Raja itu saat ini), mengungsi ke arah Timur Nusantara (saya menggunakan frasa NUSANTARA, karena pada jaman dulu, belum dikenal dengan nama INDONESIA). Kita tinggalkan dulu kisah Raja yang harus mengungsi ke arah Timur setelah dikudeta oleh lawan-lawannya. Lain kali akan diteruskan mengenai kisah Raja ini.

Malam itu saya mengikuti Bapaku yang sedang memegang Pedang Pusaka di tangannya, keluar bergabung dengan orang-orang yang sudah ramai di luar sana, untuk mengejar orang dicurigai sebagai: NAOKTEN”. Begitu tiba di luar, saya melihat kerumunan orang-orang yang sangat ramai. 

Saat kami, saya bersama Bapa dan sejumlah orang berjalan melewati depan pos jaga Asrama Kompi C Yonif 744 Kaikoli Dili, tiba-tiba seorang Anggota TNI yang sedang jaga, memanggil Bapaku. Rupanya “pedang pusaka” yang dibawa Bapaku mengeluarkan sinar yang menyilaukan mata Anggota TNI 744 yang sedang jaga saat itu. Sinar itu mungkin sinar bulan purnama yang dipantulkan “pedang pusaka” tersebut.   Tanggal 14 tiap bulan, biasanya ukuran bulan menjadi bulatan yang penuh dan sangat terang. 

Bapaku melangkah mendekati Anggota TNI tersebut. Dan ternyata “pedang pusaka” tersebut “disita” Anggota TNI yang sedang jaga malam itu. Alasannya, demi keamanan, “pedang pusaka” itu disita dulu. Tetapi sang Anggota TNI itu berjanji; “Nanti akan dikembalikan setelah situasi aman”.

Bapaku malam itu berusaha keras untuk mempertahankan pedang pusaka itu. Karena wasiat para leluhur, bahwa; “Pedang pusaka itu tidak boleh diberikan atau dijual kepada siapapun dengan harga berapapun. Karena merupakan PEDANG PUSAKA WARISAN KERAJAAN MASA LALU”. Tapi Anggota TNI 744 tersebut tetap ngotot menyita pedang pusaka tersebut. Akhirnya pedang pusaka itu yang turun temurun, dimiliki keluarga kami, malam itu berpindah tangan, dengan cara yang seperti itu. 

Bapaku merasa sedih, marah, bercampur aduk. Tapi sama sekali tidak berdaya, karena berhadapan dengan TNI. Akhirnya kerumunan masyarakat malam itu, dibubarkan Anggota TNI 744 yang makin lama makin banyak bermunculan. Saya dan Bapku kemudian pulang ke rumah. Kami tidak menemukan orang yang dicurigai sebagai NAOKTEN.  Sementara “pedang pusaka” berpindah tangan.

Setelah kembali ke rumah, malam itu Bapaku tidak bisa tidur karena memikirkan pedang pusaka tersebut. Sementara saya bisa kembali tidur, tidak terlalu pusing memikirkan pedang pusaka tersebut karena, mungkin saya berada pada tahap usia yang terlalu sulit untuk memahami hal-hal seperti itu.

Tapi justeru mulai malam itu, tanggal 14 Agustus 1985, saya secara terus-menerus, mendapatkan MIMPI BERANTAI. Semenjak malam itu, selama hampir dua minggu penuh hingga akhir Agustus 1985, saya benar-benar mengalami RANGKAIAN MIMPI yang aneh, yang sulit dijelaskan. Rangkaian mimpi aneh itu seakan mengantar saya menembus ruang dan waktu, hingga jauh ke masa depan.

Selang dua hari, tepatnya pada tanggal 16 Agustus 1985, saya bersama Bapaku kembali ke Asrama Kompi C 744 untuk meminta pedang pusaka tersebut. Tapi dengan berbagai alasan, pedang tersebut tidak bisa dikembalikan. Berkali-kali, saya dan Bapaku datang ke Asrama Kompi C 744 untuk meminta pedang pusaka tersebut, tapi hasilnya nihil. Alasan terakhir yang disampaikan Anggota TNI tersebut, bahwa pedang tersebut telah diberikan kepada DANKI (Komandan Kompi) 744 saat itu. Sampai detik ini pedang pusaka tersebut tidak pernah dikembalikan oleh TNI (744) kepada keluarga kami. 

Sebagaimana telah saya singgung di atas, bahwa terhitung semenjak dini hari, 14 Agustus 1985, selama dua minggu penuh, saya mengalami rangkaian mimpi yang aneh. Termasuk bermimpi mengenai kemunculan para Presiden RI. 

Berdasarkan mimpi aneh itulah, pada tahun 2009, saat-saat menjelang Pilpres, saya mengedarkan naskah berseri (3 seri) dengan judul; “PRESIDEN RI KE-7 TIDAK AKAN MUNCUL PADA PILPRES 2009”. Seri pertama diedarkan pada 13 Maret 2009. Seri kedua diedarkan pada tanggal 9 April 2009. Dan seri ketiga diedarkan pada 7 Juli 2009 (dua hari sebelum penyelenggaraan Pilpres). 

Rangkaian mimpiku sangat panjang untuk dikisahkan di sini. Mungkin saya akan bercerita secara bertahap. Karena itulah artikel ini saya buat menjadi artikel berseri. Barangkali saya akan menuliskan artikel ini, hingga memasuki hari H penyelenggaraan Pilpres untuk memunculkan Presiden RI ke-7. 

Misalnya, mimpiku yang sangat aneh pada tanggal 16 Agustus 1985, setelah saya dan Bapa pulang dari Asrama Kompi C 744, di mana kami gagal membawa pulang pedang pusaka tersebut. Jika kita jumlahkan tanggal di mana saya bermimpi (16 Agustus 1985), akan mendapatkan tahun 2009, tahun di mana pelaksanaan Pilpres berlangsung.

Caranya: tanggal 16 + bulan 8 (Agustus) + tahun 1985, hasilnya: 2009 (16+8+1985 = 2009). Bermodalkan mimpi 16 -8-1985 inilah, pada saat Pilpres 2009 akan dilangsungkan, saya berani taruhan dengan sejumlah “Tokoh Spiritual” di Bali, yang begitu yakin, akan muncul Presiden RI ke-7. Kalau saja saat itu saya kalah taruhan, maka saya diharuskan menjalani pekerjaan sebagai CS (Cleaning Service), mencuci WC di Super Market Matahari Denpasar, selama “555” hari tanpa gaji.  

Atau misalnya, jika Anda membaca artikel saya berjudul; “MENGAPA BERNAMA FALINTIL? MENGAPA LAHIR PADA 20 AGUSTUS 1975?” Di sana saya menuliskan bahwa pada saat FALINTIL berulang tahun yang ke-40 pada tahun 2015, dan pada saat yang bersamaan, usia Timor Leste juga berumur 40 tahun, sesuatu yang sangat-sangat penting akan terjadi. 

Dan pada saat yang bersamaan, Tetangga kesayangan kita, INDONESIA, juga akan mengalami peristiwa penting, pada saat usia NKRI memasuki 70 tahun pada tahun 2015. Saya menyampaikan hal ini, karena berdasarkan mimpiku yang aneh, pada 22 Agustus 1985 (sebagai salah satu referensi).  

Jika kita jumlahkan tanggal 22 Agustus 1985, kita akan mendapatkan hasil tahun 2015. Caranya: 22 + bulan 8 (AGustus) + tahun 1985 = 2015 (22+8+1985 = 2015). Pada tahun 2015, usia NKRI = 70 tahun dan usia Timor Leste = 40 tahun (berdasarkan TANGGAL KEMERDEKAAN yang dianut Konstitusi Timor Leste, yaitu; 28 November 1975).

Mengenai siapa Presiden RI ke-7, jika memang Presiden RI ke-7 benar-benar akan muncul pada tahun 2014, maka saya akan menjadikan mimpiku pada tanggal 21 Agustus 1985, sebagai salah satu referensi penting, tapi bukan satu-satunya referensi. Artinya, selain mimpiku pada 21 Agustus 1985, yang akan dijadikan salah satu referensi, juga saya akan jadikan mimpiku yang aneh, yang terjadi pada tanggal 4 JUNI 2004 di salah satu Hotel di MATARAM NTB (Nusa Tenggara Barat), sebagai salah satu referensi untuk memastikan; “Siapa Presiden RI ke-7 yang akan muncul pada tahun 2014? Dan saya tidak sedikitpun ragu untuk mengatakan bahwa; “ID(entitas) Presiden RI ke-7 yang saya pastikan akan muncul pada tahun 2014, di atas 2000% (dua ribu persen) tidak akan meleset”. 

Karena ternyata, baik mimpiku tertanggal 21 Agustus 1985 di Dili Timor-Timur, maupun mimpiku tertanggal 4 Juni 2004 di Mataram NTB, jika dijumlahkan, akan sama-sama menghasilkan tahun 2014. Coba kita jumlahkan saja biar jelas. Tanggal 21 + bulang 8 (Agustus) + tahun 1985 = 2014 (21+8+1985 =2014). Demikian pula; tanggal 4 + bulan 6 (Juni) + tahun 2004 = 2014 (4+6+2004 = 2014). 

Di sini tampak keanehan yang sulit difahami secara logika. Misalnya, pada Agustus 1985, di Dili Timor-Timur, Bapaku BENJAMIN, meneriakkan kata SURI berulang kali, sebagaimana telah saya kisahkan di atas. Rupanya frasa SURI ini, jika kita konversikan ke dalam bilangan berdasarkan teori bilangan, yang dirumuskan oleh Prof. RAVINDRA KUMAR (ahli bilangan abad 20 yang juga merupakan Guru Besar Ilmu Matematika pada South Pacific University, Suva Fiji),  hasilnya sama dengan kata MATARAM, yaitu sama-sama menghasilkan bilangan “22 & 67”.

Dengan cara yang berbeda, saya ingin katakana bahwa malam itu, Almarhum Bapaku Benjamin, seakan-akan berteriak; “MATARAM, MATARAM, MATARAM, MATARAM, MATARAM…..!!!!”. Atau Bapaku seakan berteriak; UDAYANA UDAYANA UDAYANA UDAYANA.....!!! Kok UDAYANA?

UDAYANA adalah nama Universitas di mana saya pernah menyandang status sebagai mahasiswa. Kata UDAYANA (nama Universitas), juga menghasilkan “22 & 67” jika dikonversikan dengan cara yang sama. Jadi ada 3 simbol, yaitu: SURI, UDAYANA & MATARAM, sama-sama menghasilkan bilangan: “22 & 67”.  Karena itulah, pada saat Bangsa Indonesia sedang merayakan usia (HUT) NKRI yang ke-67 pada tahun 2012 ini, saya mulai menuliskan artikel berseri untuk mengangkat isu Presiden RI ke-7, yang mana artikel ini akan terus saya tulis hingga memasuki hari H di mana akan dilangsungkannya Pilpres untuk memunculkan Presiden RI ke-7. Begitu Presiden RI ke-7 muncul, akan terjadi banyak peristiwa penting di Indonesia, yang dampaknya, mau tidak mau, suka tidak suka, akan dirasakan oleh juga masyarakat Timor Leste. 


Bagaimana cara mengkonversikan untuk membuktikan bahwa 3 frasa: SURI, UDAYANA & MATARAM, sama-sama menghasilkan bilangan “22 & 67”? Silahkan Anda buka saja bukunya Prof. Ravindra Kumar. Buku tersebut beredar dalam dua versi, baik yang edisi Bahasa Indonesia (berjudul: RAHASIA DI BALIK ANGKA), maupun yang edisi Bahasa Inggris (berjudul: THE SECRET of NUMEROLOGY). 

Saya tidak tahu pasti, apakah buku tersebut masih beredar di pasaran atau tidak? Bagi yang berada di Timor Leste, jika gagal menemukan buku Prof. RAVINDRA KUMAR, untuk mengetahui cara konversi,  Anda bisa melakukan kontak dengan temanku, yang saya juluki sebagai: BANGSAWAN MAUBARA YANG ASLI, yang merupakan salah satu Manager Airport Dili, Putera Kandung: Saudozo Sebastiao Da Costa Montalvao, yang dikenal dengan kode revolusioner: ADJUNTO LAIS/salah satu Tokoh utama FRETILIN/yang dieksekusi/ditembak mati oleh TNI pada tahun 1979).
 
Saya menjulukinya sebagai; BANGSAWAN MAUBARA karena dalam DARAH-nya mengandung DARAH BIRU yang diwarisi dari leluhurnya yang bernama; DOM JOSE DOS SANTOS, RAJA MAUBARA. Jika Anda membaca sebuah buku yang baru diterbitkan pada tahun 2011, oleh Diocesiana Baucau (Timor Leste), yang ditulis oleh Yang Mulia; Dom Carlos Filipe Ximenes Belo,SDB, mengenai RAJA & KERAJAAN masa lalu di wilayah Timor Portugis, maka begitu Anda lacak RAJA MAUBARA, Anda akan menemukan nama: Dom Jose Dos Santos, tertulis dalam buku, hasil karya seorang tokoh dunia, Pemenang Nobel Perdamaian pada tahun 1996 (Dalam sejarah Gereja Katolik Roma, Uskup BELO, merupakan satu-satunya Imam Katolik Roma, yang pertama kalinya dan masih merupakan satu-satunya Imam, yang memenangkan simbol bergengsi tersebut, setidak-tidaknya hingga saat ini). 

Temanku, Sang BANGSAWAN MAUBARA ini menguasai betul Ilmu Bilangan rumusan Prof. Ravindra Kumar. Sementara untuk masyarakat yang ada di Indonesia, saya rasa tidak terlalu sulit untuk menemukan buku Prof. Ravindra Kumar. Akan lebih baik, baik mereka yang menggemari bilangan, selain Anda memiliki buku Prof. Ravindra Kumar yang berjudul; RAHASIA DI BALIK ANGKA, juga milikilah salah satu bukunya yang lain, yang sangat menarik, berjudul; “NASIB, ILMU PENGETAHUN & TUHAN”.
 
Saya hendak mengakhiri seri-3 artikel ini dengan memberikan komentar singkat sebagai-berikut;

“Berdasarkan MIMPI-MIMKU yang aneh, saya ingin sekali mengatakan bahwa Bangsa Indonesia akan berkembang menjadi sebuah bangsa besar di masa depan, yang sulit tertandingi, tetapi dengan syarat utama: “Temukan PANGERAN SURYA” sebelum Indonesia bergerak memasuki tahun 2020. Bagaimana jika Bangsa Indonesia gagal menemukan PANGERAN SURYA? Belum saatnya dibahas.Apakah PANGERAN SURYA sama dengan PANGERAN SABAT? Juga belum saatnya dibahas. Masih banyak waktu.

Bagaimana caranya untuk menemukan “PANGERAN SURYA?” Belum saatnya dibahas pada kesempatan ini. Toh, artikel ini baru memasuki seri-3. Masih lama waktunya untuk menuju penyelenggaraan Pilpres berikutnya yang akan memunculkan Presiden RI ke-7. Juga masih lama waktunya menuju tahun 2020

Tapi sekadar catatan akhir pada seri ke-3 ini, saya merasa tertarik untuk menampilkan tanggal Kemerdekaan Timor Leste berdasarkan Konstitusi Timor Leste (28 November 1975) dan tanggal lahirnya RENETIL pada 20 Juni 1988. Kedua tanggal bersejarah ini, kalau dijumlahkan, sama-sama menghasilkan TAHUN 2014, yang kemudian jika diperkecil menjadi angka tunggal, akan menghasilkan angka 7. 

Tanggal Kemerdekaan Timor Leste: 28 + bulan 11 (November) + tahun 1975 = 2014 (28 + 11 + 1975 = 2014). Kemudian tanggal kelahiran RENETIL: 20 + bulan 6 (Juni) + tahun 1988 = 2014 (20+6+1988 = 2014). Jika tahun 2014 dijumlahkan hingga angka tunggal hasilnya: 7 (2+0+1+4=7). Apa arti ini semua? Artinya adalah bahwa; “Presiden RI ke-7, adalah: bla…bla…bala (belum saatnya dibahas di sini, pada saat ini). Orang bijak berkata; “Setiap kisah ada masanya. Setiap masa ada kisahnya”.   


BERSAMBUNG   


Tuesday, August 21, 2012

MISTERI TUJUH DUKA MARIA. Jawaban Bunda Maria Mengenai ID(entitas) Presiden RI ke-7


Dalam doktrin resmi Gereja Katolik Roma, BUNDA SUCI PERAWAN MARIA ditempatkan pada posisi sebagai TEOTOKOS, yang dengan demikian menjadi IKON Gereja Katolik Roma, setelah PUTERA ALLAH (YESUS KRISTUS). 

Demikian pula, dalam Gereja Katolik Roma, ada banyak macam bentuk doa. salah satunya adalah DOA RASARIO. Ada sekitar 10 jenis "Doa Rosario". Salah satu dari 10 jenis Doa Rosario tersebut, adalah Doa Rosario yang dinamakan; "ROSARIO TUJUH DUKA MARIA".

Disebut sebagai; "ROSARIO TUJUH DUKA MARIA", karena Doa Rosario tersebut untuk mengenang "7 MISTERI", yang masing-masing sebagai-berikut;
1.    MISTERI DUKA I: Mengenai Nubuat Simeon. Simeon menyampaikan kepada Bunda Maria tentang sengsara dan kematian KRISTUS, dan bahwa sebuah pedang kedukaan akan menembus hatinya.
2.      MISTERI DUKA II: Mengenai peristiwa penyingkiran ke Mesir. YESUS, Bunda Maria dan Santo Yoseph harus menyingkir ke Mesir, karena Raja Herodes mengeluarkan perintah untuk membunuh anak-anak di bawah usia 2 tahun. Dalam penyingkiran ke Mesir mereka mengalami banyak rintangan.
3.      MISTERI DUKA III: Mengenai kisah YESUS hilang dari rombongan. Sesudah menyadari YESUS hilang dari rombongan, Bunda Maria dan Santo Yoseph mencari YESUS selama 3 hari dnegan cemas.
4.    MISTERI  DUKA IV: Mengenai peristiwa Bunda Maria menjumpai YESUS di jalan menuju Kalvari. Ketika YESUS jatuh untuk yang kedua kalinya, Bunda Maria berusaha menerobos kerumunan orang banyak agar bisa mendampingi YESUS dengan penuh duka.
5.   MISTERI DUKA V: Mengenai peristiwa Penyaliban YESUS. Bunda Maria menyaksikan derita YESUS sejak pukulan paku yang pertama hingga tusukan tombak.
6.  MIATERI DUKA VI: Mengenai peristiwa YESUS diturunkan dari Salib setelah meninggal. Mula-mula Serdadu Romawai menyerahkan mahkota duri dari Kepala YESUS kepada Bunda Maria. Kemudian TUBUH YESUS. Bunda Maria menangis. Air matanya menganak sungai.
7.   MISTERI DUKA VII: Mengenai peristiwa pemakaman YESUS. Ketika batu menutup kubur, sebuah pedang kedukaan menembus hati Bunda Maria. 

Doa utama Rosario Tujuh Duka Maria adalah; 1X Doa BAPA Kami dan 7X Salam Maria. Doa Rosario Tujuh Duka Maria diawali dengan Doa Tobat, Syahdat Iman, BAPA Kami, Salam Maria dan Kemuliaan.

Sejarah singkat mengenai Doa Rosario Tujuh Duka Maria sebagai-berikut;

Rosario Tujuh Duka Maria, hanya merupakan salah satu bentuk devosi kepada Bunda Maria. Rosario ini muncul pada abad pertengahan seiring dengan munculnya devosi kepada LIMA DUKA CITA, yang dipopulerkan oleh Ordo: HAMBA MARIA PERAWAN TERBERKARTI.

Cikal bakal Ordo ini dimulai ketika ada 7 pria saleh dari Florence Italia mendapat penampakan dari Bunda Maria Perawan Terberkati. Bunda Maria meminta ke-7 pria ini untuk menarik diri dari hiruk pikuk kehidupan dunia dan masuk kepada suatu kehidupan yang penuh kontemplasi (keheningan). Ke-7 pria saleh ini menanggapi ajakan Bunda Maria.
Kemudian ke-7 pria ini mengembangkan sebuah Komunitas yang kemudian dikenal sebagai ORDO HAMBA MARIA PERAWAN TERBERKATI. Doa Rosario Tujuh Duka Maria lahir dari Ordo ini.

Devosi kepada Tujuh Duka Maria pertama kali dirayakan sebagai pesta di Mainz tahun 1423. Kemudian mulai tahun 1668, bersamaan dengan Ordo Hamba Maria Perawan Terberkati mendapat izin dari Otoritas Vatican untuk menyebarkan Pesta Tujuh Duka Maria,  pestanya dirayakan tiap minggu ketiga bulan September bersamaan dengan Perayaan SALIB SUCI KRISTUS.

Pada tahun 1727, mulai dimasukkan dalam penanggalan Liturgi, dan dirayakan pada Hari Jumat sebelum MINGGU PALMA. Pada tahun 1814, Paus Pius VII menjadikannya sebagai pesta yang wajib dirayakan seluruh Gereja, sekaligus untuk mengenang dan mensyukuri kembalinya Paus Pius VII ke Roma dari pembuangan di Perancis. Lalu pada tahun 1913, pesta Tujuh Duka Maria ini dirubah lagi dan ditetapkan tanggal baru, yakni 15 SEPTEMBER, dan bertahan hingga saat ini.  

Ada alasan khusus mengapa saya sengaja mengangkat isu mengenai MISTERI 7 DUKA MARIA pada kesempatan ini. Karena saya mengajukan pertanyaan kepada Bunda Suci Perawan Maria; “SIAPAKAH PRESIDEN RI KE-7? MILITER ATAU SIPIL? PRIA ATAU WANIA?”

Dan ternyata jawaban Bunda Maria lumayan mengejutkan. Maka bagi Pengunjung Rama Clinico yang selama ini mengikuti artikel berseri; “SIAPAKAH PRESIDEN RI KE-7? MILITER ATAU SIPIL? PRIA ATAU WANITA?”, silahkan kembali mengunjungi Rama Clinico pada 22 Agustus 2012. 

Berdasarkan Kalender Liturgis Gereja Katolik Roma, tanggal 22 Agustus yang merupakan Hari Perayaan Bunda Maria diangkat sebagai RATU. Maka pada 22 Agustus 2012, sore hari, saya akan menerbitkan seri ke-3 artikel termaksud, dengan mengisahkan isu utama berkaitan dengan PANGERAN SURYA. Menyebut nama PANGERAN SURYA, mungkin ada di antara Pengunjung Rama Clinico yang berasumsi; "Jangan-jangan yang muncul sebagai Presiden RI ke-7 adalah tokoh nasional bernama SURYA. Bisa YA, bisa TIDAK. Bisa saja Presiden RI ke-7 adalah tokoh yang bernama SURYA. Bisa juga bukan tokoh yang bernama SURYA.

Untuk lebih jelasnya, tanggal 22 Agustus 2012, sore hari, kunjungi saja Rama Clinico untuk mengikuti sebuah kisah yang terjadi pada 14 Agustus 1985 di Kota Dili, yang berkaitan dengan isu PANGERAN SURYA. Kisah yang terjadi pada 14 Agustus 1985 (27 tahun yang lalu), menjadi salah satu referensi, mengapa pada Pilpres RI tahun 2009, saya tidak sedikitpun ragu untuk mengedarkan naskah berseri (sebanyak 3 seri), dengan judul; “PRESIDEN RI KE-7 TIDAK AKAN MUNCUL PADA PILPRES 2009”. Seri pertama beredar pada 13 Maret 2009. Seri kedua beredar pada 9 April 2009. Dan seri ketiga beredar pada 7 Juli 2009 (dua hari sebelum pelaksanaan Pilpres).

Saat itu saya taruhan dengan sejumlah Peramal & Paranormal di Bali yang begitu yakin bahwa pada Pilpres 2009 akan muncul Presiden RI ke-7. Taruhannya bukan dalam bentuk materi (uang). Melainkan dalambentuk lain. Saat itu seandainya saja saya kalah (Presiden RI ke-7 muncul pada Pilpres 2009), saya diharuskan melakukan pekerjaan sebagai CS (Cleaning Service) untuk membersihkan WC di Swalayan Matahari Denpasar selama "555" hari tanpa gaji. Tapi ternyata Pilpres 2009 tidak memunculkan Presiden RI ke-7, karena Pak SBY kembali terpilih sebagai RI Satu.  

Catatan Kaki:

Isu mengenai MISTERI 7 DUKA MARIA dalam artikel ini dikutip dari berbagai sumber

Monday, August 20, 2012

MENGAPA BERNAMA FALINTIL? MENGAPA LAHIR PADA 20 AGUSTUS 1975? (seri: 1)




Saya berkewajiban bersyukur kepada ALLAH karena masih diberi kesempatan untuk menuliskan artikel ini. Tidak semua hal dalam kehidupan ini dapat kita cerna dengan kemampuan logika kita yang amat terbatas. Ada sebagian rahasia ALLAH yang bisa kita jangkau dengan logika kita. Tapi terlalu banyak rahasia ALLAH yang tidak bisa kita jangkau dengan kemampuan logika kita.  

Alam semesta ini penuh dengan rahasia. Banyak hal besar di alam semesta ini yang tetap menjadi “rahasia ALLAH” sepanjang masa. Karena itulah dalam karyanya berjudul; “THE EVOLUTION OF PHYSIC”,  ilmuwan besar masa lalu, Albert Einstein, berdarah Yahudi, kelahiran Jerman, berkata; “Jika alam semesta ini diumpamakan seperti seekor gajah, maka kita baru melihat dan memahami ekor gajah. Dibutuhkan sarana yang lain, bukan hanya logika semata, untuk mengungkap misteri alam semesta”.

Di bagian lain, Imuwan yang salah satu buah pemikirannya dikenal dengan rumus; E = m.c², dan dari rumus inilah, dikembangkannya “bom atom” yang diberi nama: Little Boy & Fat Man, yang kemudian dijatuhkan di Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945, mengatakan bahwa; “Walau alam semesta ini rumit untuk difahami, namun ALLAH tidak bermain dadu untuk menetapkan nasib alam semesta”.   

Meminjam ungkapan Albert Einstein di atas, saya ingin berkata; “Jika Timor Leste ini diibaratkan seperti seekor ULAR KUNING yang panjangnya 491 meter yang sedang berbaring melingkar, maka kita baru melihat punggung si ULAR KUNING melalui lubang kecil. Karena lubangnya terlalu kecil, maka kita sama sekali tidak tahu di mana letak kepala ULAR KUNING dan di mana letak ekor ULAR KUNING?”
 
Oleh karena itu siapapun di Timor Leste yang mencoba naik ke punggung ular tersebut, hanya ada dua kemungkinan yang akan ditempuh. Apakah dia harus turun melalui kepala ular untuk dipatuk? Atau dia harus turun melalui ekor ular untuk dililit? 

Pilihan terbaik agar tidak dipatuk atau agar tidak dililit, jangan mencoba naik ke punggung ular. Kalau sudah terlanjur naik, siapapun orangnya, pahlawan atau penghianat, revolusioner atau reaksioner, firaku atau kaladi, lorosae atau loromonu, kaya atau miskin, hanya dihadapkan pada dua kemungkinan di atas. Dipatuk atau dililit? Pilih mana? Karena tidak ada kemungkinan ketiga? 

Apakah ada di antara Anda yang berkata; “Kalau begitu, tetap berada di atas punggung ular. Jangan mencoba untuk turun”. Jika Anda ingin selamanya berada di atas punggung ular, itu namanya menyalahi kodrat. Karena tidak ada "kemuliaan sekular" yang abadi dalam kehidupan ini. Apalagi ALLAH tidak menciptakan negeri setengah pulau ini dengan cara sambil bermain lumpur. Juga ALLAH tidak menetapkan TAKDIR negeri ini dengan cara sambil bermain dadu (Nai MAROMAK la termina Timor nia destinho ho maneira joga kuru-kuru).



MENGAPA BERNAMA: FALINTIL? MENGAPA LAHIR PADA 20-AGUSTUS 1975?

Hari ini, 20 Agustus 2012, FALINTIL berulang tahun yang ke-37 tahun. FALINTIL lahir pada 20 Agustus 1975. Karena itulah pada hari ini FALINTIL berulang tahun yang ke-37 tahun. Dan saya menuliskan artikel pendek ini sebagai “Kado Ulang Tahun” yang saya dedikasikan buat FALINTIL.

Prof. Ravindra Kumar, Ahli Bilangan abad 20, yang juga Guru Besar Ilmu Matematika pada South Pacific University, Suva Fiji, mengutip apa yang pernah dikemukakan oleh Bapa Ilmu Bilangan, Pythagoras, yang juga merupakan ahli matematika cabang ilmu ukur, asal Yunani, yang mengatakan bahwa; “Seseorang yang dilahirkan pada WAKTU tertentu, dengan memperoleh NAMA tertentu, bukanlah faktor kebetulan. Tetapi ada pelajaran besar di baliknya yang harus dipetik, difahami dan dijalani”. 

Mengacu kepada kutipan Ahli Bilangan di atas, maka pertanyaannya adalah; “Mengapa liman kruat FRETILIN yang kemudian bermetamorfosa menjadi liman kruat “Perlawanan Nasional Timor Leste”, harus bernama FALINTIL? Dan mengapa FALINTIL harus dilahirkan pada 20 Agustus 1975?” Sekadar faktor kebetulankah? Hanya orang-orang yang malas berpikir, yang menjawabnya YA? 

Nama FALINTIL adalah sebuah akronim (singkatan berupa kata). Ternyata akronim FALINTIL, jika dikonversikan ke dalam Ilmu Bilangan rumusan Pythagoras (Bapa Ilmu Bilangan asal Yunani), hasilnya sama dan equivalen dengan nama ISRAEL. 

Ini buktinya; FALINTIL: F=6, A=1, L=20, I=9, N=40, T=100, I=9, L=20. Jika dijumlahkan; 6+1+20+9+40+100+9+20 = 205. Lalu kita cross check dengan mengkonversikan nama ISRAEL ke dalam bilangan Pythagoras. ISRAEL; I=9, S=90, R=80, A=1, E=5, L=20. Jika dijumlahkan: 9+90+80+1+5+20 = 205. Bukankah terbukti bahwa FALINTIL dan ISRAEL sama-sama memiliki nilai: 205? 


Kita semua memiliki kewajiban iman maupun kewajiban moral untuk berterima-kasih kepada seorang Pythagoras, yang hidup lebih dari 500 tahun sebelum TUHAN YESUS datang ke bumi. Pythagoras (yang makamnya terletak di Croton Italia Selatan) adalah ilmuwan pertama dan satu-satunya ilmuwan, yang telah membicarakan kelahiran YESUS, 500 tahun sebelum Putera Tunggal ALLAH lahir ke dunia.  

Dengan demikian, maka ketika seseorang menyebut nama FALINTIL , sama saja dengan orang itu menyebut nama ISRAEL. Apa artinya ISRAEL? Jawabannya sederhana. Secara konseptual Teologis, ISRAEL difahami sebagai “Bangsa Pilihan ALLAH”. Umat manusia mengenal ALLAH melalui ISRAEL. Karena untuk pertama kalinya, ALLAH memperkenalkan diri-Nya kepada dunia melalui Bangsa ISRAEL. 

Terlepas dari konteks “Konseptual Teologis” di atas, makna ISRAEL secara hurfiah artinya: “Kemenangan”. Ini berarti di balik kata misteri ISRAEL, terdapat satu kekuatan yang sulit dikalahkan, karena kekuatan ini eksis atas dasar “Berkat ALLAH”. Dalam kehidupan ini, apa yang diberkati ALLAH, walau tampaknya kecil di hadapan manusia, tapi karena memiliki “muatan berkat”, maka di dalamnya ada kekuatan tersembunyi, yang cepat atau lambat pasti akan berujung pada kemenangan

Sebaliknya, sesuatu yang kelihatannya sangat besar dan sangat kuat, mungkin juga karena sangat banyak jumlahnya, namun karena eksistensinya bukan karena atas dasar “berkat ALLAH”, maka cepat atau lambat pasti akan hancur dan lenyap. Karena tidak memiliki ROH KEABADIAN.

Kita tentu bertanya-tanya; “Mengapa tokoh-tokoh FALINTIL seperti; Taur Matan Ruak, Lu-Olo, Lere Anan Timur, Falur Rate Laek, Sabika, Maunana dan masih banyak lagi tokoh FALINTIL lainnya, mampu survive (bertahan hidup) di hutan-hutan belantara, selama 24 tahun?” Dan 24 tahun, bukanlah waktu yang singkat. Satu rentang waktu yang sangat-sangat lama, nyaris menyamai rentang waktu satu generasi.

MENGAPA FALINTIL HARUS LAHIR PADA 20 AGUSTUS 1975?

FALINTIL didirikan di Quartel Aileu pada 20 Agustus 1975. Karena itulah pada hari ini, 20 Agustus 2012, FALINTIL berulang tahun yang ke-37. Dan 3 tahun lagi, yaitu pada tahun 2015, FALINTIL akan berulang tahun yang ke-40. Saya ingin sekali berpendapat; “Jika nama FALINTIL yang ternyata berdasarkan ukuran simbol logika (yaitu; matematika), nilainya sama dan equivalen dengan nama ISRAEL, bukan karena berlakunya teori co-insidensi (bukan karena faktor kebetulan), maka saya percaya betul bahwa pada saat FALINTIL berulang tahun yang ke-40 pada tahun 2015, yang juga sama artinya dengan usia Timor Leste juga akan mencapai 40 tahun pada tahun 2015, sesuatu yang sangat-sangat penting, amat monumental (karena memiliki nilai historis yang tak terlupakan, sehingga harus dimasukkan sebagai CATATAN SEJARAH BANGSA Timor Leste), akan terjadi. 

Untuk itu, sebaiknya seluruh elemen bangsa ini memberikan perhatian serius, pada detik-detik menjelang tahun 2015, ketika, baik usia FALINTIL maupun usia Timor Leste sebagai sebuah bangsa, akan memasuki usia 40 tahun. Bilangan 40 ini adalah bilangan yang sangat menarik perhatian saya (sebagai seorang MISTIKUS yang sangat menggemari bilangan, tapi tidak semua MISTIKUS menyukai bilangan).

Ketika usia FALINTIL dan juga usia Timor Leste memasuki 40 tahun pada tahun 2015, usia tetangga terdekat atau tetangga tersayang Timor Leste, yaitu Indonesia, memasuki usia 70 tahun. Dan di Indonesia akan terjadi peristiwa penting pada tahun 2015. Peristiwa penting yang akan terjadi di Indonesia saat usia NKRI genap 70 tahun pada tahun 2015, ada kaitannya yang erat dengan peristiwa penting yang juga akan terjadi di tetangganya Timor Leste saat berusia 40 tahun. Belum saatnya membahas isu yang akan terjadi pada tahun 2015 di antara dua bangsa bersaudara ini.

Pertanyaan yang kiranya perlu direnungkan adalah; “Mengapa FALINTIL lahir pada 20 Agustus 1975?”


BERSAMBUNG