Sunday, September 9, 2012

LEBIH GAMPANG SEEKOR UNTA MASUK MELEWATI LUBANG JARUM DARI PADA ORANG KAYA MEMASUKI KERAJAAN ALLAH


Pada suatu hari saat TUHAN YESUS sedang mengajar, datanglah seorang pemuda menghadap TUHAN dan bertanya;

"TUHAN, semua hal yang diperintahk
an ALLAH untuk harus dilakukan agar bisa masuk Surga, sudah saya lakukan. Apakah saya sudah memenuhi syarat untuk bisa masuk Surga?"

Berkatalah TUHAN; "Banyak hal baik telah kamu lakukan. Tapi masih belum cukup bagimu untuk bisa masuk Surga. Karena Surga itu mahal harganya. Maka jual lah seluruh harta bendamu dan bagikanlah hasilnya kepada orang-orang miskin. Kemudian datang dan ikuti AKU. Dengan cara ini, baru lah kamu memenuhi syarat untuk bisa masuk Surga".

Mendedengar hal itu, sedihlah hati pemuda itu. Karena hartanya sangat banyak. Dan dia tidak mungkin mau menjualnya untuk membagikannya begitu saja kepada orang-orang miskin.

Pemuda itu lalu meninggalkan TUHAN dengan wajah yang sangat murung dan dengan hati yang sangat sedih.

Maka berkatalah TUHAN kepada orang banyak yang sedang mengerumuni-Nya; "Lebih gampang seekor unta masuk melewati lubang jarum, dari pada orang kaya memasuki Kerajaan ALLAH".

Memang sulit bagi orang kaya untuk memasuki Kerajaan ALLAH. Dikira gampang ya masuk Surga. Ketika berada di Timor Leste selama 23 hari (dari 13 Agustus 2012 - 5 September 2012), banyak konfigurasi sosial yang saya saksikan. Di satu sisi bermunculan ORKADA bagaikan jamur di musim penghujan. Tapi di sisi yang lain banyak bermunculan orang miskin.

Yang terlihat, para ORKADA-ORKADA itu, umunya pejabat negara, yang memiliki rumah-rumah yang sangat mewah, mobil-mobil bermerek yang sangat mahal, dengan kulit perut yang makin tebal, dan mungkin uangnya menumpuk menggunung di bank, dikelilingi oleh orang-orang miskin yang kulit perutnya makin tipis dengan kehidupannya yang sangat memprihatinkan.

Walau Timor Leste adalah negara baru, namun hal-hal klise kembali terulang. Kesenjangan sosial semakin sulit dihindari. Mungkin fenomena ini hanya untuk membuktikan apa yang pernah dikemukakan oleh "Eric Fromm", Tokoh Psikoanalis Sosial asal Jerman yang berkata, bahwa di dunia ini tidak ada bangsa yang secara moral maupun iman, lebih baik dari bangsa lain.

Para politikus bermain retorika verbalisme yang tak bertepi. Tapi implementasinya dalam kehidupan real tidak pernah sesuai dengan apa yang mereka kotbahkan dari atas panggung retorika.

Mereka menjadi ORKADA yang makin kaya. Sementara kekayaan mereka membawa konsekwensi logis di mana akan semakin banyak bermunculan orang-orang miskin.

Jika kita telusuri baik-baik, ada yang gajinya sebagai pejabat negara berbanding terbalik dengan lifestyle (gaya hidup) mereka. Maka pertanyaannya adalah; "Dari mana mereka mendapatkan semuanya untuk bisa menjalani lifestyle seperti itu?"

Apakah semua yang mereka miliki adalah karena gaji mereka yang sangat tinggi sebagai pejabat negara? Atau karena warisan leluhur? Rapelan dari Portugal? Menang lotre? Atau ada cara lain?

Yang paling aneh adalah politikus yang berkoar-koar tentang TEORI SOSIALIS. Jika seseorang berkoar-koar mengenai TEORI SOSIALIS, seharusnya yang bersangkutan tidak boleh menjalani lifestyle yang serba wah, sementara pada saat yang bersamaan dia dikelilingi oleh orang-orang miskin.

Bukankah berbicara tentang SOSIALISME adalah berbicara tentang SOLIDARITAS? Solidaritas dengan siapa? Solidaritas dengan orang kaya atau solidaritas dengan orang miskin? Jika solidaritas dengan orang miskin, maka jangan menumpuk kekayaan untuk dinikmati diri sendiri dan keluarga?

Maka yang paling tepat untuk disematkan kepada orang-orang seperti itu adalah; "Mulut sosialis, perut kapitalis, hati atheis, watak egois, otak bisnis, kaki tangan anarkis".

Orang-orang seperti itu akan menganggap nas yang berbunyi; "Ada perjanjian yang tak terbatalkan antara ALLAH dengan orang miskin dan ada pertentangan yang tak terdamaikan antara ALLAH dengan orang kaya", adalah merupakan lelucon kosong dan komedi basi sepanjang sejarah peradaban manusia.

Semoga renungan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin...!!!

Negeri Sejuta Pura, Minggu, 9 September 2012

Catatan Kaki:

ORKADA = Orang Kaya Mendadak.

Tuesday, September 4, 2012

TIMOR LESTE & NEGERI CATUR MASA DEPAN (seri: 1)


Proposal Kejuaraan Catur “REFERENDUM CUP”

 

Pengantar Singkat


“Negeriku Negeri TIMUR.
Bangsaku Bangsa SUBUR
Budayaku Budaya CATUR"

Artikel ini merupakan edisi revisi dari artikel sebelumnya, berjudul: KEJUARAAN CATUR REFERENDUM CUP (seri:1) yang telah diterbitkan pada 2 September 2012. Karena satu dan lain hal, judul dan format artikel ini dirubah menjadi: TIMOR LESTE & NEGERI CATUR (sebagai judul utama) dan “Kejuaraan Catur REFERENDUM CUP, sebagai sub judul.

Bagi Pengunjung Rama Clinico yang sudah membaca artikel Kejuaraan Catur Referendum Cup, tinggal skip saja yang sudah dibaca sebelumnya. Sebelum melanjutkan artikel ini, perkenankanlah saya mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN untuk DIOSECE Dili, yang pada hari ini, 4 September 2012, merayakan ulang tahunnya yang ke-72 (4 September 1940 – 4 September 2012). Proviciat….!!!

Artikel ini baru seri pertama. Seri kedua akan diteruskan setelah saya kembali ke Bali. Artikel ini dapat dianggap sebagai sebuah PROPOSAL yang saya tujukan kepada Pemerintah Timor Leste, khususnya Wakil Perdana Menteri, yang kebetulan membidangi Bidang Kepemudaan & Olah Raga, termasuk di dalamnya adalah Departemen terkait (Sekretaris Negara Bidang Pemuda & Olah Raga), untuk mempertimbangkan PROPOSAL ini (Kejuaraan Catur berlabel “REFERENDUM CUP).

Saya berharap, para PECATUR di Timor Leste, baik yang menjadikan CATUR sebagai kegiatan untuk REKREASI, atau untuk kepentingan PROFESI atau untuk menggapai PRESTASI, memiliki animo untuk mengikuti terus lanjutan artikel ini hingga tuntas. Karena artikel ini akan diterbitkan secara berseri. 

Sekadar informasi, saya sudah 2X melakukan kontak (informal) dengan sejumlah Staf dari Pusat Kebudayaan RUSIA yang ada di Jakarta dan Bali untuk membicarakan adanya kemungkinan, RUSIA bersedia memberikan asistensi sesuai kebutuhan dalam rangka ikut membangun dan mengembangkan Olah Raga Catur di Timor Leste.   

Banyak negara besar di dunia, datang ke Timor Leste untuk ikut membangun peradabannya di negeri kecil ini. Tetapi saya belum melihat Bangsa RUSIA ikut membangun peradabannya di negeri ini. RUSIA adalah salah satu kekuatan besar yang ikut menentukan perkembangan evolusi peradaban manusia di planet ini. 

Karena itulah, melalui artikel ini, saya memunculkan ide ini,, agar ke depannya, Pemimpin bangsa ini mencoba untuk melakukan kontak-kontak formal, guna mengundang Bangsa RUSIA ikut membangun simbol-simbol peradabannya di negeri kecil ini dengan cara-cara beradab dan terhormat.

Sebagaimana dunia sudah mengenal dengan sangat baik, bahwa RUSIA terkenal sebagai negara yang melahirkan “pecatur-pecatur top dunia”. Sekolah-sekolah catur terbaik di planet ini ada di RUSIA. Dalam 2X kesempatan melakukan “kontak informal” dengan sejumlah Staf yang berdinas di Pusat Kebudayaan Rusia yang ada di Indonesia, mereka bersikap “sangat friendly, sangat welcome”, kalau Timor Leste berniat membangun hubungan persahabatan yang baik dengan RUSIA melalui bidang-bidang yang dibutuhkan. Tidak harus melulu kerja sama dalam “Bidang Militer”, yang sepertinya Timor Leste tidak akan pernah mampu terlepas dari pengaruh kekuatan AMERIKA, apalagi secara geografis, Timor Leste berbatasan secara langsung dengan AUSTRALIA yang merupakan Sekutu baik Paman Sam. Kenyataan saat ini berbicara seperti itu. Tapi pertanyaannya adalah; “Apakah umat manusia di planet ini harus membangun peradabannya dengan perang melulu?” 

Maka sebaiknya, mari kita semua hindari perang yang sesungguhnya, dalam arti hurfiah, dan memindahkan perang itu ke atas “Papan Catur”. Berperanglah di atas “Papan Catur”. Karena berperang di atas “Papan Catur”, bukan hanya tidak akan merusak evolusi peradaban manusia, tetapi juga akan membantu manusia muncul sebagai pribadi-pribadi yang lebih bijak, lebih mulia dan lebih bermartabat.  
    
Timor Leste Merupakan Negeri Catur Masa Depan

Dari dahulu kala, ALAM telah memberikan tanda yang sangat bermakna kepada kita semua, bahwa Timor Leste adalah NEGERI CATUR. Berdasarkan TANDA ALAM ini, kita bisa menjadikannya sebagai FILOSOFI Bangsa, untuk kemudian dikembangkan menjadi TRADISI alias BUDAYA yang selanjutnya muncul sebagai salah satu IDENTITAS Bangsa kita. Asal ada niat yang sungguh-sungguh, kemudian usaha yang terus-menerus, lalu dikombinasi dengan doa, ditambah adanya sedikit keberuntungan, segala sesuatunya pasti bisa. Tidak ada yang tidak mungkin, jika manusia melibatkan ALLAH di dalam usahanya.  
  
Mungkin bukan saat ini. Tapi 10 atau 20 atau 30 atau bahkan 100 tahun yang akan datang, dengan perencanaan yang baik dengan program kerja yang jelas dan terkonsep, berkesinambungan dan terpadu, negeri kecil ini bisa saja menggapai impiannya melahirkan pecatur-pecatur top dunia yang akan mengantarkan negeri ini dikenal sebagai salah satu NEGERI CATUR. 

NEGERI CATUR tidak harus bahwa negara tersebut berprestasi dalam Olah Raga CATUR. Tapi bisa difahami dalam konteks yang lain. Bisa Anda bayangkan. Kalau sampai CATUR dijadikan salah satu BUDAYA NASIONAL, banyak orang di negeri ini pasti akan tertarik untuk bermain CATUR. Pada awal-awalnya bukan PRESTASI yang dikejar, tetapi bangun saja dulu setiap JIWA di negeri ini sebagai manusia-manusia yang MENYUKAI CATUR, di semua kalangan, pada semua kelas. Catur tidak harus menjadi dominasi kelas social tertentu. 

Misalnya saja, di masa depan, karena dengan pertimbangan bahwa negeri ini terllau kecil untuk mengadopsi SISTIM SEMI PRESIDENCIAL, maka dilakukan REFERENDUM NASIONAL (one person one vote) untuk merubah SISTIM yang ada menjadi SISTIM PRESIDENCIAL MURNI, dan pada setiap PILPRES (Pemilihan Presiden), setiap Capres (Calon Presiden) wajib harus mengikuti KOMPETISI CATUR antar para Capres, maka Olah Raga CATUR pasti akan sangat popular di negeri ini. 

Anda mungkin masih mengingat dengan baik, bagaimana para Capres di dunia barat, terutama Capres RUSIA dan capres Capres AMERIKA (terakhir Presiden OBAMA dan Oposannya) saling menantang pada setiap Pilpres untuk bermain CATUR yang disiarkan secara lavi melalui TV nasional, sebagai salah satu metode kampanye (menjual diri) kepada public untuk menaikkan pamor dan popularitas mereka. Di balik TRADISI ini, ada nilai ENTARTEIN (REKREASI)yang dapat menghibur masyarakat luas.

Jika itu diterapkan di negeri ini, maka percaya atau tidak, CATUR akan berubah menjadi sebuah TRADISI dan BUDAYA sekaligus (salah satu) IDENTITAS Bangsa. Anda bisa bayangkan. Bagaimana kalau para pedagang di pasar-pasar (tradisional), berdagang sambil bermain CATUR. Dari pada bosan menunggu datangnya pembeli dengan menghabiskan waktu secara sia-sia, khan lebih baik, sambil menunggu pembeli, memanfaatkan waktu luangnya bermain CATUR.

Jadi poinnya adalah, jika bangsa ini serius untuk membangun kekuatan CATUR, yang perlu diprioritaskan adalah; jadikan CATUR sebagai sarana atau media REKREASI. Jadi jangan dulu mengejar PRESTASI. Karena jika PRESTASI yang dijadikan sebagai skala prioritas, maka pasti yang muncul adalah kekecewaan. Karena banyak bangsa lain telah memiliki seribu langkah di depan dan memiliki pecatur-pecatur top dunia. Tapi yang harus dibangun lebih dulu FILOSOFIS BANGSA terhadap CATUR.
Jika FILOSOFIS-nya sudah terbentuk, maka dengan sendirinya cepat atau lambat PRESTASI pasti akan menyusul. Ini konsep yang sangat sederhana. Bangsa kita sudah memiliki modal awal. Modal kita yang paling awal adalah: TANDA dari ALAM bahwa ada kemungkinan, ke depannya, negeri ini akan berkembang sebagai salah satu NEGERI CATUR. Asal manusia negeri ini mau berusaha. 

Anda mungkin meminta saya untuk menunjukkan TANDA ALAM itu. Berapakah jumlah kotak yang ada di atas PAPAN CATUR? Bukankah berjumlah “64” kotak? Lalu apa hubungannya dengan Timor Leste? Berapakah jumlah Wilayah Kecamatan (Sub Distrik) yang ada di Timor Leste pada jaman dulu? Bukankah “64” Kecamatan? Ini artinya, ALLAH sendiri telah menjadikan wilayah Timor Leste sebagai sebuah PAPAN CATUR? 

Tetapi jumlah Wilayah Kecamatan saat ini bukan lagi 64, melainkan 65? Pertanyaannya adalah; “Atas dasar apa, jumlah wilayah Kecamatan di Timor Leste dirubah dari 64 menjadi 65? Apakah perubahan ini membawa keberuntungan atau kebuntungan bagi negeri kecil ini? Kita beruntung atau malah buntung dengan perubahan jumlah wilayah kecamatan ini?

Salah satu cara untuk menarik perhatian, sekaligus memunculkan minat masyarakat terhadap Olah Raga CATUR, yang kemudian akan dijadikan salah satu metode untuk membangun kekuatan CATUR di negeri ini adalah melalui apa yang saya namakan: TABUNGAN REFERENDUM. Apa itu TABUNGAN REFERENDUM? Bagaimana bentuknya? Bagaimana modelnya? Bagaimana bla...bla...bla dan seterusnya,  akan dijelaskan pada seri-seri mendatang. Tapi satu hal yang pasti, apa yang saya namakan TABUNGAN REFERENDUM, akan menjadi salah satu bentuk INVESATSI BANGSA untuk jangka panjang. Sekali lagi, penjelasan tentang TABUNGAN REFERENDUM akan disampaikan pada seri berikutnya.


BERSAMBUNG

Friday, August 31, 2012

HARUSKAH TIMOR LESTE MENJADI BANGSA KUDA KARENA MURKA ALLAH?



Murka-Ku Akan Bangkit Untuk Menghukum Bangsa Ini


Tangan bangsa ini penuh dengan lumuran darah
Mulut bangsa ini penuh dengan kepulan asap
Bangsa ini mengulang dosa yang telah berulang kali dilakukan nenek moyang mereka
Bangsa ini meremehkan Hukum-Ku yang ditorehkan
Di atas Lempengan BATU SUCI sebelum bangsa ini ada
Mengabaikan Ketetapan-Ku untuk membawa mereka menuju tempat tertinggi
Menginjak-injak Karya-Ku, dan mengagungkan karya mereka sendiri

Hanya tinggal sedikit lagi waktunya, murka-Ku akan bangkit
Aku akan menghukum bangsa ini tanpa ampunan
Sebagai BANGSA KUDA yang akan menjadi bulan-bulanan bangsa lain
Hukumanku bukan hanya berlaku di bumi yang fana ini
Tapi hukuman-Ku akan menyertai bangsa ini hingga memasuki alam baka
Menenggelamkan bangsa ini  dalam api yang tak akan pernah padam

Pemimpin bangsa ini bersekutu dengan iblis untuk melanggengkan kekuasaan mereka
Kecongkakan hati dan ketegaran tengkuk bangsa ini
Akan mendatangkan murka-Ku yang tiada berujung
Hingga turunan bangsa ini mencapai 7X7X7

Imam-Imam bangsa ini telah tergoda dengan uang yang penuh darah
Mengabaikan kewajiban mereka untuk membawa bangsa ini menuju keselamatan
Setiap hari bangsa ini menghitung jasa mereka
Mengagung-agungkan karya mereka sendiri
Pemimpin bangsa ini menuntut rasa hormat dan pengkultusan
Setiap saat bangsa ini lebih senang menghitung berapa banyak jasa mereka
Tapi lupa menghitung rahmat dan berkat-Ku
Yang Ku-curahkan atas bangsa ini.

Bangsa ini merayakan 20 Mei dengan penuh kecongkakan hati
Bangsa ini mengagungkan 20 Agustus & 30 Agustus yang tidak ada dalam Kitab-Ku
Bangsa ini mensucikan 20 September &  28 November yang tidak pernah Ku-perintahkan
Sementara HARI SUCI yang merupakan Ketetapan dan Hukum-Ku
Yang memberi bangsa ini  kemenangan dengan penuh kemuliaan,  diabaikan
Padahal di sanalah Ku-tanamkan akar bangsa ini hingga turun temurun
Sampai waktunya genap, ketika Putera-Ku yang Ku-kasihi kembali

Hanya tinggal sedikit lagi waktunya bagi bangsa ini untuk mengagungkan diri
Sengkakala akan berbunyi dari atas langit ke tujuh
Sendi-sendi langit akan runtuh
Poros-poros bumi akan guncang

Saat itulah bangsa ini akan meratap
Air mata bangsa ini akan menganak sungai
Lengkingan suara bangsa ini yang menggetarkan ujung-ujung horizon
Tak akan mampu meredam murka-Ku
Karena bangsa ini dan para pemimpinnya telah melampaui batas-batas kepatutan
Waktu untuk bertobat bagi bangsa ini telah kucabut
Tiga belas tahun telah terlampaui
Hukum & Ketetapan-Ku tidak mendapatkan tempat di hati bangsa ini
Bangsa ini dan para pemimpinnya telah berbalik dari-Ku dan bersekutu dengan iblis
Untuk melanggengkan kekuasaan dan keagungan mereka yang bukan berasal dari-Ku.



Catatan Kaki:

Teks di atas, ditulis berdasarkan mimpiku yang sangat aneh. Mimpiku berlangsung selama 7 malam berturut-turut yang dimulai pada 24 Agustus 2012 dan terakhir, berlangsung  pada dini hari 31 Agustus 2012 di Dili Timor Leste. Maka saya menuliskan isi mimpi yang berulang tersebut sebagai PESAN untuk masyarakat Timor Leste, sebelum meninggalkan Dili dan kembali ke Bali untuk meneruskan PUASA VVV yang dimulai pada 24 Agustus 2003 dan  akan berakhir pada 30 Juni 2013.

Saya berharap semoga mimpiku hanyalah sekadar bunga tidur. Tapi jika mimpiku bukan sekadar bunga tidur, maka berdoalah, agar Anda termasuk yang diselamatkan ketika murka ALLAH tiba. Siapapun yang membaca teks di atas, marilah kita panjatkan doa kita bersama Bunda Suci Perawan Maria untuk meredam murka ALLAH, sehingga bangsa ini tidak berkembang menjadi BANGSA KUDA. 

Siapa tahu, ALLAH bersedia dan sudi mendengarkan dan menerima doa-doa kita guna merubah pikiran-Nya untuk mendatangkan murka-Nya atas bangsa ini untuk menjadi BANGSA KUDA, karena  telah 13 tahun mengabaikan Hukum-Nya yang memberi bangsa ini kemenangan dengan penuh kemuliaan di hadapan bangsa lain. Semoga TUHAN YESUS memberkati Anda & Keluarga. Amin...!!!

Tuesday, August 28, 2012

TIA MARIA HO TIU ANTONIO KONTA MEHI BA MALU (luhu: 4)




Tiu Antonio: Mana Meri sei lembra ka lae, avisu resultado referendum ne iha sa data?
Tia Maria     : O dehan atu konta MEHI. Nusa mak husu fali data resultado referendum?
Tiu Antonio: Hau husu tamba MAHI ne relasiona ho data resultado referendum.
Tia Maria    : Resultado referendum ne tuir plano atu fo sai iha 7 Setembro 1999.
Tia Maria   : Mas la hatene tamba sa, derepenti deit, iha SABADO, 4 Setembro avisu sai tiha ona.
Tiu Antonio: Mana Meri hakarak hatene tamba sa mak data ne tenki muda?
Tia Maria    : O hanoin hau ne escola hasai kursu bot be ba hatene fali buat sira ne. 
Tiu Antonio: Tamba Timor nia istoria ne relasiona ho Dez Mandamentos.
Tia Maria    : O kulia buat ida que halo hau confusaun. Hau la intende liu
Tiu Antonio:  Timor nia istoria fukun relasiona ho Nai Maromak nia Ukun Fuan.
Tia Maria     : Eee pai Toi bonito, Nai Maromak Nia Ukun Fuan ne iha Sanulu kedan.
Tia Maria    : Ne be ita nia istoria nia fukun ne refere ba Nai Maromak Nia Ukun Fuan hira?
Tiu Antonio: Ukun Fuan 4 (Quarto Mandamento).
Tia Maria   : Ukun Fuan 4 ne mak; Sei amtauk, amdomi aman, inan no NAI ULUN SIRA.
Tiu Antonio: Iha lian Indonesia, Ukun Fuan 4 dehan nusa?
Tia Maria: Hormatilah Ibu Bapamu.
Tiu Antonio: Be halo nusaa mak iha lian Tetun iha tan fraza “NAI ULUN SIRA?”
Tiu Antonio: Fontes ne ida deit. Depois mak traduz ba lian oi-oin iha mundo.
Tiu Antonio: Nusa mak iha lian Indonesia: Hormatilah Ibu Bapamu
Tiu Antonio: Iha fali lian Tetun: Amtauk amdomi aman, inan ho NAI ULUN SIRA?
Tiu Antonio: Entre tradusaun lian rua ne, com certeza ida la loos tiha ona.
Tia Maria: Ne O ba husu rasik ba Padre sira hodi esplika ba O. Hau mak hatene ka?
Tia Maria: Hau nian mak ida domingo ho loron bot ba tuir missa tomak.
Tia Maria: Depois nia relasaun ho Timor nia istoria oin sa los? O keta naran inventa.
Tia Maria: Hormatilah Ibu Bapamu ho Timor nia istoria ne logika la iha liu Pai Toi.  
Tiu Antonio: Ooo…Nain JESUS, Nossa Senhora Virgem Maria, Mae do Ceu.
Tia Maria   : Nusaa fali ona? Be hau kulia sala ka?
Tiu Antonio: Hau lakohi kategoria mana Meri nia versaun kona ba Ukun Fuan 4 ne sala ka loos.
Tia Maria   : Depois nusa mak tenki temi Nain JESUS ho Nossa Senhora nia naran?
Tiu Antonio: Mmmmmhhh…..KUMALADI (Kulia Mak Ladiak).
Tiu Antonio: Hau tauk fali atu dehan buat ne abertamente.
Tia Maria: Tauk saida nian? Hau ho Ida leten mak hatene. Kulia avontade.
Tiu Antonio: Keta halo ba be hau hetan desconfessa no descomunga husi Padre sira.
Tia Maria: Se mak atu EMBER tuun sae fali be O hodi hetan desconfessa no descomunga?
Tiu Antonio: Hanesan ne Mana Meri. Rona didiak mai. Mas mak ne. Ida ne segredo itrua nian.
Tiu Antonio: Mana Meri nia resposta kona ba Ukun Fuan 4 ne bazeia ba ROMA nia doutrina.
Tiu Antonio: ROMA nia doutrina mak dehan nunee. Mas laos Nai Maromak Nia dutrina.
Tiu Antonio: Tan tuir buat nebee Profeita Moises simu iha Foho Sinai, Ukun Fuan 4 laos nunee.
Tia Maria   : Eeeh pai Toi oan. O keta nar-naran inventa aan. O haan sala karik?
Tia Maria  : O reza Ami AMAN deit la loos tiha ona. O sei hakarak kulia manggame taan.
Tiu Antonio: Bem, hau reza Ami AMAN la loss. Mas maezinha rona lai hau didiak.
Tiu Antonio: Hau kulia bazeia ba buat nebee BIBLIA hakerek. Laos kulia tuir hau nia gostu.
Tiu Antonio: Mana Meri ba loke took Biblia, lee didiak fali kona ba “Dez Mandamentos”.
Tia Maria    : Hau lakohi tan rona O kulia manggame. Konta mak MEHI ne mai agora.
Tiu Antonio: Be MEHI ne mak hau dehan dadauk ne, relasiona ho Ukun Fuan 4.
Tio Antonio: Maezinha sei lembra saida mak maezinha hatama hela iha LUHU 3?
Tia Maria   : Hau haluha tiha ona hau hatama saida deit iha LUHU 3.

Tiu Antonio: Maezinha sei hanoin ACU SABAT ka lae?
Tia Maria   : Sim, ACU SABAT ne ami KEMAKA mak bolu ATSABE ne ACU SABAT.
Tiu Antonio: Afinal maezinha gavasola ACU SABAT mas la hatene ACU SABAT ne signifika saida?
Tia Maria  : Be O fali hatene saida kona ba ACU SABAT? O hatene liu fali ami KEMAKA?
Tiu Antonio: Rona didiak mana Meri bonitinha.
Tiu Antonio: ACU SABAT ne refere ba Nai Maromak Nia Ukun Fuan 4.
Tia Maria   : Pai Toi, Doutrina ROMA la dehan took Ukun Fuan 4 ne naran ACU SABAT.
Tiu Antonio: Amoor…kulia nee sukat nanaal. Keta halimar ho Nai Maromak Nia Ukun Fuan.
Tia Maria: Be hau kulia sala seda fali ona mak O la diak loos nee?
Tiu Antonio: Hau MEHI dehan ita nia rain ne sei enfrenta problema boot iha futuro.
Tiu Antonio: Kintu Governo sei bele monu iha dalan klaran tan deit Ukun Fuan 4.
Tiu Antonio: La monu so sira hatene esplika tamba sa Koligasaun Partido 3 ho 40 kadeiras?
Tia Maria: Kintu Governo monu tamba deit Ukun Fuan 4? Hau la hetan nia logika Pai Toi.
Tia Maria: O halo hau confusaun liu tan. Ukun Fuan 4 ho Timor nia istoria? Logika iha nebee?
Tiu Antonio: Hau mak Primeiro Ministro, hau husu Assesor ruma tenki esplika didiak.
Tiu Antonio: Nusa mak Partido 3 halo Koligasaun ho Kadeira 40 iha Parlamento?
Tiu Antonio: Nao me digas Assesor manan osan boot saugate deit mas la hatene esplika?
Tia Maria: Be se O hatene esplika nusa mak O mak la ba sai Asessor Primeiro Ministro?
Tiu Antonio: Hau atu sai Assesor halo nusa, be politika deit hau la mete tiha ona. 
Tia Maria: Hau atu honesta deit, hau la hetan logika entre Ukun Fuan 4 ho Kintu Governo sei monu?
Tiu Antonio: Hakarak hetan nia logika mak nee? Ita manan funu ho kilat musan ka ho pregu?