Saya berkewajiban bersyukur
kepada ALLAH karena masih diberi kesempatan untuk menuliskan artikel ini. Tidak
semua hal dalam kehidupan ini dapat kita cerna dengan kemampuan logika kita
yang amat terbatas. Ada sebagian rahasia ALLAH yang bisa kita jangkau dengan
logika kita. Tapi terlalu banyak rahasia ALLAH yang tidak bisa kita jangkau
dengan kemampuan logika kita.
Alam semesta ini penuh dengan
rahasia. Banyak hal besar di alam semesta ini yang tetap menjadi “rahasia
ALLAH” sepanjang masa. Karena itulah dalam karyanya berjudul; “THE EVOLUTION OF
PHYSIC”, ilmuwan besar masa lalu, Albert
Einstein, berdarah Yahudi, kelahiran Jerman, berkata; “Jika alam semesta ini diumpamakan seperti seekor gajah, maka kita baru
melihat dan memahami ekor gajah. Dibutuhkan sarana yang lain, bukan hanya
logika semata, untuk mengungkap misteri alam semesta”.
Di bagian lain, Imuwan yang salah
satu buah pemikirannya dikenal dengan rumus; E = m.c²,
dan dari rumus inilah, dikembangkannya “bom atom” yang diberi nama: Little Boy & Fat Man, yang kemudian
dijatuhkan di Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus
1945, mengatakan bahwa; “Walau alam semesta ini rumit untuk difahami, namun
ALLAH tidak bermain dadu untuk menetapkan nasib alam semesta”.
Meminjam ungkapan Albert Einstein
di atas, saya ingin berkata; “Jika Timor
Leste ini diibaratkan seperti seekor ULAR KUNING yang panjangnya 491 meter yang
sedang berbaring melingkar, maka kita baru melihat punggung si ULAR KUNING
melalui lubang kecil. Karena lubangnya terlalu kecil, maka kita sama sekali
tidak tahu di mana letak kepala ULAR KUNING dan di mana letak ekor ULAR KUNING?”
Oleh karena itu siapapun di Timor
Leste yang mencoba naik ke punggung ular tersebut, hanya ada dua
kemungkinan yang akan ditempuh. Apakah dia harus turun melalui kepala ular
untuk dipatuk? Atau dia harus turun melalui ekor ular untuk dililit?
Pilihan terbaik agar tidak dipatuk atau agar tidak dililit, jangan mencoba naik ke punggung
ular. Kalau sudah terlanjur naik, siapapun orangnya, pahlawan atau penghianat,
revolusioner atau reaksioner, firaku atau kaladi, lorosae atau loromonu, kaya atau miskin, hanya dihadapkan pada dua kemungkinan di atas.
Dipatuk atau dililit? Pilih mana? Karena tidak ada kemungkinan ketiga?
Apakah ada di antara Anda yang
berkata; “Kalau begitu, tetap berada di atas punggung ular. Jangan mencoba
untuk turun”. Jika Anda ingin selamanya berada di atas punggung ular, itu
namanya menyalahi kodrat. Karena tidak ada "kemuliaan sekular" yang abadi dalam kehidupan ini. Apalagi ALLAH tidak menciptakan negeri setengah pulau ini
dengan cara sambil bermain lumpur. Juga ALLAH tidak menetapkan TAKDIR negeri
ini dengan cara sambil bermain dadu (Nai MAROMAK la termina Timor nia destinho ho maneira joga kuru-kuru).
MENGAPA BERNAMA: FALINTIL? MENGAPA LAHIR PADA 20-AGUSTUS
1975?
Hari ini, 20 Agustus 2012,
FALINTIL berulang tahun yang ke-37 tahun. FALINTIL lahir pada 20 Agustus 1975.
Karena itulah pada hari ini FALINTIL berulang tahun yang ke-37 tahun. Dan saya
menuliskan artikel pendek ini sebagai “Kado
Ulang Tahun” yang saya dedikasikan buat FALINTIL.
Prof. Ravindra Kumar, Ahli
Bilangan abad 20, yang juga Guru Besar Ilmu Matematika pada South Pacific
University, Suva Fiji, mengutip apa yang pernah dikemukakan oleh Bapa Ilmu
Bilangan, Pythagoras, yang juga
merupakan ahli matematika cabang ilmu ukur, asal Yunani, yang mengatakan bahwa;
“Seseorang yang dilahirkan pada WAKTU tertentu, dengan memperoleh NAMA
tertentu, bukanlah faktor kebetulan. Tetapi ada pelajaran besar di baliknya
yang harus dipetik, difahami dan dijalani”.
Mengacu kepada kutipan Ahli
Bilangan di atas, maka pertanyaannya adalah; “Mengapa liman kruat FRETILIN yang kemudian bermetamorfosa menjadi liman kruat “Perlawanan Nasional Timor
Leste”, harus bernama FALINTIL? Dan mengapa FALINTIL harus dilahirkan pada 20 Agustus 1975?” Sekadar faktor
kebetulankah? Hanya orang-orang yang malas berpikir, yang menjawabnya YA?
Nama FALINTIL adalah sebuah
akronim (singkatan berupa kata). Ternyata akronim FALINTIL, jika dikonversikan
ke dalam Ilmu Bilangan rumusan Pythagoras (Bapa Ilmu Bilangan asal Yunani),
hasilnya sama dan equivalen dengan nama ISRAEL.
Ini buktinya; FALINTIL: F=6, A=1, L=20, I=9, N=40, T=100, I=9, L=20.
Jika dijumlahkan; 6+1+20+9+40+100+9+20 =
205. Lalu kita cross check dengan
mengkonversikan nama ISRAEL ke dalam bilangan Pythagoras. ISRAEL; I=9, S=90, R=80, A=1, E=5, L=20. Jika dijumlahkan: 9+90+80+1+5+20 = 205. Bukankah terbukti
bahwa FALINTIL dan ISRAEL sama-sama memiliki nilai: 205?
Kita semua memiliki kewajiban
iman maupun kewajiban moral untuk berterima-kasih kepada seorang Pythagoras,
yang hidup lebih dari 500 tahun sebelum TUHAN YESUS datang ke bumi. Pythagoras
(yang makamnya terletak di Croton Italia Selatan) adalah ilmuwan pertama dan satu-satunya
ilmuwan, yang telah membicarakan kelahiran YESUS, 500 tahun sebelum Putera
Tunggal ALLAH lahir ke dunia.
Dengan demikian, maka ketika
seseorang menyebut nama FALINTIL , sama saja dengan orang itu menyebut nama
ISRAEL. Apa artinya ISRAEL? Jawabannya sederhana. Secara konseptual Teologis,
ISRAEL difahami sebagai “Bangsa Pilihan
ALLAH”. Umat manusia mengenal ALLAH melalui ISRAEL. Karena untuk pertama
kalinya, ALLAH memperkenalkan diri-Nya kepada dunia melalui Bangsa ISRAEL.
Terlepas dari konteks “Konseptual
Teologis” di atas, makna ISRAEL secara hurfiah artinya: “Kemenangan”. Ini berarti di balik kata misteri ISRAEL, terdapat
satu kekuatan yang sulit dikalahkan, karena kekuatan ini eksis atas dasar “Berkat ALLAH”. Dalam kehidupan ini, apa
yang diberkati ALLAH, walau tampaknya kecil di hadapan manusia, tapi karena
memiliki “muatan berkat”, maka di dalamnya ada kekuatan tersembunyi, yang cepat atau lambat pasti akan berujung
pada kemenangan.
Sebaliknya, sesuatu yang kelihatannya
sangat besar dan sangat kuat, mungkin juga karena sangat banyak jumlahnya,
namun karena eksistensinya bukan karena atas dasar “berkat ALLAH”, maka cepat
atau lambat pasti akan hancur dan lenyap. Karena tidak memiliki ROH KEABADIAN.
Kita tentu bertanya-tanya;
“Mengapa tokoh-tokoh FALINTIL seperti; Taur Matan Ruak, Lu-Olo, Lere Anan
Timur, Falur Rate Laek, Sabika, Maunana dan masih banyak lagi tokoh FALINTIL
lainnya, mampu survive (bertahan
hidup) di hutan-hutan belantara, selama 24 tahun?” Dan 24 tahun, bukanlah waktu
yang singkat. Satu rentang waktu yang sangat-sangat lama, nyaris menyamai rentang
waktu satu generasi.
MENGAPA FALINTIL HARUS LAHIR PADA 20 AGUSTUS 1975?
FALINTIL didirikan di Quartel
Aileu pada 20 Agustus 1975. Karena itulah pada hari ini, 20 Agustus 2012,
FALINTIL berulang tahun yang ke-37. Dan 3 tahun lagi, yaitu pada tahun 2015, FALINTIL akan berulang tahun yang
ke-40. Saya ingin sekali berpendapat; “Jika nama FALINTIL yang ternyata berdasarkan
ukuran simbol logika (yaitu; matematika), nilainya sama dan equivalen dengan
nama ISRAEL, bukan karena berlakunya teori co-insidensi (bukan karena faktor
kebetulan), maka saya percaya betul bahwa pada saat FALINTIL berulang tahun
yang ke-40 pada tahun 2015, yang
juga sama artinya dengan usia Timor Leste juga akan mencapai 40 tahun pada
tahun 2015, sesuatu yang sangat-sangat penting, amat monumental (karena
memiliki nilai historis yang tak terlupakan, sehingga harus dimasukkan sebagai
CATATAN SEJARAH BANGSA Timor Leste), akan terjadi.
Untuk itu, sebaiknya seluruh
elemen bangsa ini memberikan perhatian serius, pada detik-detik menjelang tahun
2015, ketika, baik usia FALINTIL maupun usia Timor Leste sebagai sebuah bangsa,
akan memasuki usia 40 tahun. Bilangan 40 ini adalah bilangan yang sangat menarik
perhatian saya (sebagai seorang MISTIKUS yang sangat menggemari bilangan, tapi
tidak semua MISTIKUS menyukai bilangan).
Ketika usia FALINTIL dan juga
usia Timor Leste memasuki 40 tahun pada tahun 2015, usia tetangga terdekat atau
tetangga tersayang Timor Leste, yaitu Indonesia, memasuki usia 70 tahun. Dan di
Indonesia akan terjadi peristiwa penting pada tahun 2015. Peristiwa penting
yang akan terjadi di Indonesia saat usia NKRI genap 70 tahun pada tahun 2015,
ada kaitannya yang erat dengan peristiwa penting yang juga akan terjadi di
tetangganya Timor Leste saat berusia 40 tahun. Belum saatnya membahas isu yang
akan terjadi pada tahun 2015 di antara dua bangsa bersaudara ini.
Pertanyaan yang kiranya perlu
direnungkan adalah; “Mengapa FALINTIL lahir pada 20 Agustus 1975?”
BERSAMBUNG
No comments:
Post a Comment