Wednesday, August 15, 2012

MISTERI TRIPLE DELAPAN HATI YANG MUNCUL PADA 15 AGUSTUS 2003


Pengunjung Rama Clinico yang dikasihi ALLAH.

Hari ini, 15 Agustus 2012, berdasarkan Kalender Liturgis Gereja Katolik Roma, merupakan Hari Perayaan Bunda Naria diangkat ke Surga.

Saya kembali ke Bali Indonesia pada 16 Agustus 2003 (9 tahun yang lalu). Sehari sebelum meninggalkan Dili, yaitu pada 15 Agustus 2003, saya mengalami sedikit peristiwa aneh, yang sulit difahami secara logika. Karena itulah, pada hari ini, 15 Agustus 2012 (genap 9 tahun peristiwa itu terjadi), saya bermaksud menceritakan kembali peristiwa aneh itu, dan saya tempatkan sebagai bagian dari; “kesaksian iman” (Katolik). 

Saya kategorikan artikel ini sebagai satu “kesaksian iman” karena hari ini, 15 Agustus (2012), berdasarkan Kalender Liturgis Gereja Katolik Roma, merupakan Hari Raya Bunda Maria diangkat ke Surga. Dan kesaksian ini masih ada hubungannya dengan isu SI TANGAN SABAT. 

Pada Agustus 2003, saya masih berstatus sebagai “Dosen UNDIL” (Universidade Dili). Saat itu saya mengasuh mata kuliah ANATOMY. Saya sengaja menuliskan kata ANATOMY dengan menggunakan huruf “Y” (bukan “ANATOMII”) karena berdasarkan Ilmu bilangan Pythagoras, kata ANATOMY sama dan equivalen dengan kata YAHUDI = 622. Bagi yang telah mengetahui bilangan Pythagoras, silahkan lakukan konversi untuk membuktikan, apakah ANATOMY = YAHUDI = 622? Jadi kalau saya mengajar ANATOMY kepada mahasiswa, sama saja dengan saya mengajar YAHUDI “dalam tanda kutip”. 

Jika ada yang kesulitan memahami teori bilangan Pythagoras, silahkan melakukan kontak dengan seorang BANGSAWAN yang saat ini bertugas di Airport Presidenete Nicolau Lobato Dili. BANGSAWAN yang saya maksudkan di sini, merupakan salah satu MANAGER Airport Presidente Nicolau Lobato Dili. Nama depan BANGSAWAN ini, jika dikonversikan ke dalam bilangan Pythagoras, hasilnya = 226, kebalikan dari BILANGAN YAHUDI: 622. 

Dalam diri BANGSAWAN yang saya kenal baik ini, mengalir DARAH BIRU dari Dom Jose Dos Santos dari MAUBARA. Bagi yang memiliki buku Yang Mulia Dom Carlos Filipe Ximenes Belo,SDB, yang baru diterbitkan pada tahun 2011, oleh Diocesiana BAUCAU, yang berisi daftar nama-nama RAJA & KERAJAAN jaman dulu (Jaman Portugis), silahkan buka nama-nama RAJA MAUBARA. Pasti di sana Anda akan menemukan nama RAJA terkenal; Dom Jose Dos Santos. Nah, cucu Dom Jose Dos Santos inilah, yang nama depannya menghasilkan bilangan 226, kebalikan dari BILANGAN YAHUDI: 622. Bukankah JOSE (YOSEPH) itu adalah TOKOH BERDARAH YAHUDI, turunan RAJA DAUD (Raja Besar Bangsa ISRAEL?). 

Sehari sebelum meninggalkan Dili, yaitu pada Jumat pagi, 15 AGUSTUS 2003 (9 tahun yang lalu), saya masih sempat pergi ke Kampus UNDIL, untuk mengumumkan nilai UAS (Ujian Akhir semester) mata kuliah ANATOMY.  Setelah itu saya pulang ke rumah dan istirahat (tidur siang).

Pada saat tidur siang itulah, saya memperoleh MIMPI yang sangat aneh. Mimpi aneh itu masih tetap berhubungan erat dengan misteri SI TANGAN SABAT. Berdasarkan mimpi itu, maka begitu tersadar dari mimpi, saat itu juga saya langsung meminta dua keponakanku (semuanya cewek), untuk pergi membeli satu pack KARTU REMI di kios yang ada di depan rumah. 

Begitu kartu remi tersebut dibawa ke rumah, saya mengajak seorang pria yang sangat saya hormati, berinisial M masuk ke kamar berdua dan kunci pintu rapat-rapat. Di dalam kamar saya membuka kartu remi yang masih baru tersebut dan meletakkan di atas sebuah KURSI PLASTIK berwarna HIJAU, yang memisahkan antara saya dan Bapak M. Saya mengajak Bapak M untuk berdoa selama sekitar 15 menit. Setelah selesai berdoa, saya  memisahkan dua kartu jocker dari 52 kartu yang lain. 

Kemudian saya mengocok ke-52 kartu remi tersebut sambil mengucapkan doa dan kemudian mengajukan pertanyaan, tapi hanya dalam hati. Pertanyaan yang saya ajukan berdasarkan petunjuk dalam mimpi. Setelah selesai mengocok kartu, saya meletakkan kartu tersebut di atas meja. Lalu saya meminta Bapak M untuk menutup matanya dan menggunakan TANGAN KANANNYA, mengambil satu kartu dari tumpukan 52 kartu remi tersebut.

Dalam keadaan mata tertutup, Bapak M secara perlahan menyodorkan TANGAN KANANNYA mencopot secara random (acak) satu kartu dari tumpukan 52 kartu remi yang saya letakkan di atas meja. Setelah itu, kartu yang diambil secara acak tadi diletakkan dalam keadaan tertutup. Sehingga kami berdua belum tahu jenis kartu apa yang baru saja dicopot secara acak oleh Bapak M. 

Setelah itu saya meminta Bapak M untuk membuka matanya. Lalu kami berdua sama-sama membuka kartu yang diambil Bapak M. Begitu kartu itu dibuka, ternyata "OITO COPAS (dilafalkan: OITU KOPAS), Bahasa Portugis yang artinya; DELAPAN HATI.

Setelah itu saya memasukkan kembali kartu "OITO COPAS" ke dalam tumpukan 52 kartu dan kembali mengocok ke-52 kartu tersebut selama sekitar 2 menit, sambil berdoa dalam hati dan mengajukan pertanyaan yang sama. Setelah selesai mengocok, dengan cara yang sama, saya meletakkan ke-52 kartu remi tersebut di atas meja. Saya meminta Bapak M untuk kembali menutup matanya dan mengambil satu kartu dari tumpukan 52 kartu di atas meja.

Bapak M menuruti permintaanku. Beliau kembali menutup matanya. Dan dengan perlahan menyodorkan TANGAN KANANNYA mencari-cari tumpukan ke-52 kartu. Begitu tangannya menyentuh tumpukan ke-52 kartu remi tersebut, jari-jarinya mengacak-acak seakan mencari-cari sesuatu di antara 52 kartu remi.
Setelah itu Beliau kembali mencopot satu kartu masih dengan kedua matanya dalam keadaan tertutup. Setelah kartu tersebut diambil secara acak dari tumpukan kartu remi yang berjumlah 52, saya meminta Bapak M untuk meletakkan kartu tersebut dalam keadaan tertutup sebagaimana cara yang pertama tadi. Setelah itu saya meminta Bapak M untuk kembali membuka matanya.

Setelah matanya terbuka, kami berdua kembali secara bersama-sama membuka kartu yang diambil Bapak M. Ternyata apa yang terjadi? Kartu yang diambil Bapak M secara acak dalam keadaan kedua matanya tertututp adalah lagi-lagi kartu yang sama yaitu; OITO COPAS. Tiba pada titik ini, denyutan jantung saya mulai aneh. Bukan hanya frekwensinya yang meningkat, tapi hentakannya mulai kuat. 
 
Saat itu Bapak M mulai menatapku dengan pandangan aneh tapi tanpa  bisa mengucapkan sepenggal katapun. Beliau sekan-akan hendak mengucapkan sesuatu, tapi tidak mampu. Saya kembali memasukkan kartu OITO COPAS ke dalam tumpukan 52 kartu remi. Sambil menatap Bapak M, dengan jantung yang betrdebar makin kencang, mungkin karena adrenalinku mulai mendidih, saya kembali mengocok ke-52 kartu remi selama sekitar 2 menit sambil berdoa dan juga sambil mengajukan pertanyaan yang sama untuk yang ketiga kalinya. 

Setelah selesai mengocok, dengan cara yang sama saya kembali meletakkan ke-52 kartu remi di atas meja. Jadi saya dan Bapak M tidak tahu di mana letak kartu OITU COPAS. Lalu saya kembali meminta Bapak M untuk mengambil satu kartu dengan cara yang sama, sebagaimana yang telah dilakukan 2X sebelumnya. 

Namun pada kali yang ke-tiga ini, Bapak M tidak langsung serta merta menuruti permintaan saya. Untuk sesaat Bapak M, sambil menatapku dalam-dalam berkata; "Kamu aja yang ambil. Saya tidak berani, karena saya merasa sepertinya ada orang lain yang hadir di ruangan ini dan sedang mengawasi  kita". Ini cukup aneh. Bapak M merasa seakan-akan di ruangan yang terkunci rapat, yang hanya ada saya dan Bapak M, ada orang lain yang hadir di situ dan sedang mengawasi kami berdua.

Saya mencoba meyakinkan Bapak M untuk kembali mengambil satu kartu dengan cara yang sama sebagaimana telah dilakjukan 2X sebelumnya. Akhirnya Bapak M menuruti permintaanku. Beliau menutup matanya dan secara perlahan menyodorkan TANGAN KANANNYA, menggapai tumpukan kartu.
Begitu tangannya menyentuh tumpukan kartu remi tersebut, saya melihat tangan Bapak M tremor (gemetaran), tapi kemudian berhasil mengambil satu kartu. Lalu dengan cara yang sama, Bapak M meletakkan kartu tersebut secara tertutup di atas meja. Lalu Beliau kembali membuka matanya. 

Kami berdua bertatapan beberapa saat sebelum memutuskan untuk membuka kartu tersebut secara bersama-sama. Apakah akan kembali terjadi hal yang sama, bahwa kartu yang dicopot Bapak M secara acak dengan menggunakan TANGAN KANANNYA adalah kartu OITO COPAS? 

Setelah menarik nafas panjang, dengan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, kami berdua mencoba membuka kartu tersebut. Dan kembali terjadi keanehan. Kartu yang diambil Bapaku adalah, lagi-lagi kartu yang sama, yaitu "OITO COPAS".  

Bagiku, ini peristiwa aneh. Bapak M dan saya sendiri bukan "PESULAP" atau "MASTER OF MAGIC". Tetapi mengapa kartu OITO COPAS alias DELAPAN HATI bisa diambil dengan mata dalam keadaan tertutup sebanyak 3X bertutut-turut?" Mungkinkah di sini berlaku teori CO-INSIDENSI (kebetulan)? 

Tiba di sini, mungkin muncul berbagai pertanyaan di benak Anda; "Apa makna dari OITO COPAS?" Pertanyaan apa yang saya ajukan dalam hati? Apa pesan dalam mimpi sehingga saya harus membutkikannya melalui kartu remi? Dan mungkin masih banyak pertanyaan lain yang bermunculan. 

Belum saatnya membahas pertanyaan di atas. Biarkanlah hal ini menjadi rahasia saya dengan ALLAH. Dan ALLAH menjadi SAKSI, bahwa 3X berturut-turut bapak M mencopot kartu OITO COPAS. Yang sudah pasti peristiwa aneh ini ada maknanya. Dan makna yang terpenting di balik peristiwa aneh ini masih berkaitan erat dengan SI TANGAN SABAT.
 
Karena hari ini, 15 Agustus (2012) merupakan hari Perayaan Bunda Maria diangkat ke Surga, maka saya bermaksud menceritakan satu bagian dari sebuah buku aneh (berbahasa Inggris). Buku tersebut, yang ada pada saya saat ini, sudah lama sekali tidak pernah lagi dicetak. Cetakan terakhir buku tersebut, yaitu sebanyak 5.000 copy, terakhir adalah pada 24 September 1982 (30 tahun yang lalu). Buku tersebut berisi kisah nyata, yaitu berisi penjelasan yang disampaikan arwah Suster M.G secara langsung dari Api Penyucian, termasuk juga dialog (tanya-jawab) antara SUSTER berinisial M.G yang telah meninggal, dengan temannya sesama SUSTER (M. De L.C.) yang masih hidup. 

Jadi buku tersebut, berisi KESAKSIAN IMAN dari Api Penyucian dari seorang SUSTER yang telah meninggal. Tetapi tidak bisa langsung masuk Surga. Setelah meninggal selama lebih dari 2 tahun, baru Arwah SUSTER tersebut, berhasil menjalin dialog dengan temannya sesama SUSTER (berinisial M. de L.C) yang masih hidup. 

Saat dialog tersebut berlangsung, SUSTER M.G masih tetap berada di Api Penyucian (jadi 2 tahun lebih meninggal belum bisa masuk Surga). Suster M.G meninggal pada 22 FEBRUARI 1871, dalam usia 36 tahun. Anehnya Suster M.G meninggal tepat pada HUT Presiden Amerika Serikat yang pertama, yang namanya diadopsi sebagai nama Ibu Kota Amaerika, yaitu (George) WASHINGTON. Setelah 2 tahun lebih meninggal, tepatnya pada November 1973, barulah Arwah Suster M.G berhasil melakukan kontak untuk pertama kalinya dengan Suster M. de L. C yang saat itu masih hidup.

Tanggal 15 AGUSTUS, adalah Hari Perayaan Bunda Maria diangkat ke Surga, maka saya sengaja mengutip sebagain isi pada halaman 19 buku tersebut, di mana Suster M.G menyampaikan pesannya mengenai, bagaimana mereka para arwah di Api Penyucian bisa menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri, saat-saat Bunda Suci Perawan Maria yang didampingi Santo Michael Arcangel mengunjungi Api penyucian, pada setiap hari Raya Bunda Maria. Itu artinya pada hari ini, 15 Agustus (2012), Bunda Maria, didampingi Santo Michael Arcangel mengunjungi Api Penyucian. 



Dalam buku itu, Suster M.G menyatakan bahwa mereka melihat Bunda Maria dengan “tubuh” yang utuh, saat-saat Bunda Maria mengunjungi Api Penyucian untuk membawa arwah-arwah yang telah selesai menjalani permurnian menuju Surga. Tentunya “tubuh” yang dimaksudkan di sini adalah “tubuh” yang telah dimuliakan ALLAH (Tubuh Surgawai), yang tidak lagi bisa dikuasai maut (kematian). Kutipan sebagian isi buku tersebut pada halaman 19 adalah sebagai-berikut; 

"We see St. Michael as we see the Angels. He has no body. He comes to get the souls that have finished their purification. It is he who conducts them to Heaven. He is among the Seraphim as Monsignor said. He is the highest Angel in Heaven. Our own Guardian Angel come to see us, but St. Michael is far more beautiful than they are. 

As to the Blessed Virgin, we see her in the body.  She comes to Purgatory on her feasts and she goes back to Heaven with many souls. While she with us, we do not suffer. St. Michael accompanies her. When he comes alone, we suffer as usual. 

When I spoke to you of the great and the second Purgatory, it was to try to make you understand that there are different stages in Purgatory. Thus I call that stage of Purgatory, great or worst where the most guilty souls are, and where I stayed for two years without being able to give a sign of the torments I was suffering. The year when you heard me groaning, when I began to speak to you, I was still in the same place".

Saya mencoba menerjemahkan secara bebas sebagaimana dapat Anda baca di bawah ini; 

“Kami melihat Santo Michael sebagaimana kami melihat para Malaikat. Santo Micahel tidak berbadan. Santo Michael datang ke Api Penyucian untuk membawa para arwah yang telah selesai menjalani purifikasi (pemurnian) menuju Surga. Santo Michael berada di antara para  SERAFIM sebagaimana Monsignor bilang. Santo Michael adalah Malaikat yang paling tinggi di Surga. Malaikat Pelindung kami sendiri juga datang untuk menjenguk kami. Tapi Santo Michael terlihat paling indah, paling gagah di antara Malaikat-Malaikat yang lain. 

Mengenai Bunda Suci Perawan Maria yang Terberkati, kami melihat “tubuhnya” secara langsung. Bunda Maria datang ke Api Penyucian pada hari-hari raya Bunda Maria, dan kembali ke Surga dengan membawa banyak jiwa (yang telah dimurnikan). Selama Bunda Maria berada bersama kami di Api Penyucian, kami tidak merasakan penderitaan (panasnya api). Santo Michael mendampingi Bunda Maria. Tapi ketika Santo Michael datang sendirian ke Api Penyucian (tanpa Bunda Maria), kami menderita sebagaimana biasanya (merasakan panasnya api).    

Ketika saya berbicara kepadamu dalam penderitaan berat di “tingkat dua Api Penyucian”, itu karena saya berusaha untuk mencoba membuatmu memahami bahwa ada perbedaan tingkatan di Api Penyucian.  Saya menyebut tingkatan itu dengan istilah penderitaan berat atau paling buruk, tempat di mana umumnya para pendosa berat berada, yang juga merupakan tempat di mana saya tinggal di situ selama dua tahun, tanpa mampu memerikan satu tandapun mengenai penderitaan berat yang saya alami. Tahun di mana kamu mendengarku merintih, ketika saya sudah mulai bisa berbicara denganmu, saya masih berada di tempat yang sama (tingkat dua Api Penyucian)”.      

Bisa Anda bayangkan sendiri, betapa besarnya peranan Bunda Suci Perawan Maria. Sampai-sampai ketika Bunda Maria mengunjungi Api Penyucian pada setiap hari rayanya, dan selama Bunda Maria berada di sana, para arwah yang sedang berada dalam api, tidak merasakan panasnya api. Tetapi begitu Bunda Maria kembali ke Surga, para arwah kembali merasakan panasnya api. 

Meskipun berdasarkan teks di atas mengatakan bahwa ketika Santo Micahel datang sendiri ke Api Penyucian tanpa Bunda Maria, maka para arwah tetap merasakan panasnya api selama Santo Michael ada di sana, namun kita tidak tidak bisa mengabaikan peranan Santo Michael, karena Santo Michael adalah Hulu Balang Kerajaan Surga, yang paling sering mengunjungi Api Penyucian untuk membawa arwah-arwah yang telah selesai menjalani purifikasi memasuki Surga. 

Sebagaimana teks di atas menyatakan bahwa, Santo Michael merupakan Malaikat yang paling indah dilihat, dan paling tinggi di antara Malaikat ALLAH yang lain, termasuk Malaikat Pelindung kita sendiri.  Berbahagialah orang-orang yang bernama MICHAEL. Mungkin salah satu di anatra Anda yang sedang membaca artikel ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda. 

Saya merekomendasikan Anda untuk membaca sendiri buku yang penuh kisah menggetarkan yang berisi pesan (KESAKSIAN) langsung dari seorang SUSTER yang sedang berada di Api Penyucian. Sayangnya buku itu berbahasa Inggris (berjudul: AN UNPUBLISHED MANUSCRIPT ON PURGATORY). Saya sudah mencoba mencari edisi Bahasa Indonesia, tapi tidak pernah ditemukan. Mungkin naskah itu tidak pernah diterjemahkan ke dalam bahasa lainnya. 

No comments:

Post a Comment