SIAPAKAH PRESIDEN RI KE-7? MILITER ATAU SIPIL? PRIA ATAU WANITA?
Masa Depan NKRI & Pangeran Sabat (seri: 2)
Halooo halo Bandung
Ibu Kota Perang Bubat
Halooo halo Bandung
Kota pantang Hayam Wuruk
Sudah lama Sunda
Tidak jadi RI satu
Mengapa bisa begitu.....? Dan seterusnya?
Demokrasi Adalah Mimpi Buruk Bagi Kelompok Minoritas
Tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik ALLAH. Itu kata Para Ulama. Semua orang tahu itu. Dan itu artinya semua hal yang diciptakan manusia, entah yang berbau aliran, yang bercorak isme-isme, sistim-sistim dan seterusnya, pasti tidak ada yang sempurna.
Jika kita semua sepakat, maka kita juga akan sepakat kalau saya bilang; "SISTIM DEMOKRASI (boleh dibaca PEMILU), bukanlah sistim yang sempurna" karena yang menciptakan DEMOKRASI bukanlah mahluk yang sempurna. Di negara-negara yang penuh dengan pluralisme, contoh yang bagus adalah Indonesia sendiri, kelompok yang menjadi minoritas (baik secara etnis maupun agama), akan selalu menuai "mimpi buruk" pada setiap aksi politik yang dinamakan Pemilu.
Artinya pada setipa Pilpres (Pemilihan Presiden), tidak akan mungkin muncul Presiden yang Non Muslim. Kita mungkin masih ingat, ketika pada masa lalu, Almarhum Jenderal LB MOERDANI masih hidup, dna saat itu santer terdengar bahwa ada kemungkinan Jenderal LB Mordani akan terpilih sebagai Presiden RI, menggantikan Jenderal Besar Soeharto, banyak orang ribut.
Sampai-sampai media asing ikut berembug, memberikan komentar mereka bahwa; "Sulit bagi warga Non Muslim di Indonesia untuk bisa tampil sebagai Presiden RI". Bahkan hingga duni a ini kiamatpun, selama mayoritas Indonesia adalah Muslim, tidak akan ada seorang Non Muslim, walau merupakan putera terbaik sekalipun, bisa muncul sebagai Presiden RI. Bukankah itu namanya "mimpi buruk?"
Lalu apakah orang-orang Muslim itu adalah orang-orang yang sangat "diskriminatif?" Jawabannya semua orang, dari peradaban manapun, apapun agamanya, apapun etnisnya, selama di sana mereka eksis sebagai "kelompok mayoritas", maka mereka akan "bersikap diskriminatif" terhadap kelompok minoritas.
Misalnya saja; "Apa mungkin di Portugal, yang merupakan negara yang mayoritasnya adalah penganut KATOLIK ROMA, akan muncul Presiden yang Non Katolik ROMA? Jangankan yang MUSLIM? Yang sesama KRISTEN, tapi dari denominasi yang bukan KATOLIK ROMA, akan sanagt sulit muncul sebagai Presiden Portugal.
Contoh lainnya; Misalnya di Timor Leste. Walaupun pada awal-awalnya, seorang Muslim (MARI ALKATIRI) muncul sebagai Perdana Menteri Timor Leste yang pertama, tapi akhirnya dilengserkan dengan alasan yang sulit dijelaskan. Padahal kalau dipikir-pikir, kesalahan yang dilakukan seorang Mari Alkatiri, hanya karena komentar-komentarnya yang menunjukkan karakter (sterotipe) orang Arab yang memang berwatak keras. Tapi itu sudah lebih dari cukup untuk memkasa, bukan hanya rakyat biasa, tapi para Praktisi Gereja ikut turun ke jalan raya berdemo menuntut Mari Alkatiri harus turun dari singgasananya pada 26 Juni 2006. Padahal Mari Alkatiri dan isterinya lah yang menjahit BENDERA Negara Timor Leste.
Lalu coba perhatikan baik-baik. Apakah saat Pak XANANA menjadi Perdana Menteri (yang mana sebagian Menterinya melakukan KORUPSI), adakah praktisi Gereja KATOLIK ROMA Timor Leste mau beraksi membentuk dan membangun opini publik dengan turun ke jalan raya, berdemo untuk melengserkan seorang XANANA? Kalau itu bisa tejadi, maka seluruh AYAM di Timor Leste pada tumbuh giginya.
Dan saya yakin, ke depannya, akan sulit bagi warga Timor Leste yang bukan seorang KATOLIK ROMA, akan muncul sebagai Kepala Negara Timor Leste. Contoh lainnya yang mungkin bagus untuk ditampilkan pada kesmepatan ini adalah; "Negara adi daya Amerika Serikat, yang konon merupakan negara paling demokratis di planet biru ini. Hingga memasuki Presiden USA ke-44 (Barrck Hussein Obama), Presiden Amerika yang beragama KATOLIK baru satu orang di antara 44 Presiden Amerika, yaitu Presiden USA ke-35, JOHN FITGERALD KENNEDY, Presdien termuda Amerika yang dilantik menjadi Presiden pada tahun 1961, tapi hanya berselang 2 tahun, tertembak tewas di Dallas, USA, pada 22 November 1963.
Bisa ditmabhakn contoh dari peradaban lainnya. Apakah akan muncul seorang Presiden NON HINDU di INDIA? Atau apakah akan muncul seorang Perdana Menteri NON BUDHA di THAILAND? Jadi kalau ada yang bertanya; "Apakah orang Muslim itu adalah kelompok manusia yang suka sekali melakukan diskriminatif terhadap kelompok minroitas?" Jawabannya semua orang sama sama saja. Mau Muslim, mau Kristen (dengan nominasi apapun), mau Hindu, mau Budha, mau Indonesia, mau Eropa, mau Amerika, mau Portugal, mau Timor Leste, semuanya sami mawon.
Mungkin karena itulah ALLAH tidak pernah mengajarkan Demokrasi. Yang beragama coba buka INJIL. Setelah Yudas Iskariot menghianati Putera ALLAH, kemudian Yudas Iskariot menyesal lalu bunuh diri, apakah murid-murid YESUS memilih MATIAS yang harus mengisi kekosongan posisi yang ditinggalkan Yudas Iskariot dengan cara PEMILU (voting: one person one vote?). Tidak khan? Seorang Matias terpilih melalui cara: DIUNDI (melempar koin).
Karena itulah saya paling tidak setuju kalau dibilang; "Vox populi vox DEI". Bahasa Latin yang artinya; "Suara rakyat adalah suara TUHAN". Apakah selama 6 periode Pak Harto menduduki singgasananya sebagai Presiden RI, karena berlakunya adigum; "Vox populi vox DEI?" Anda tentu memiliki jawabannya sendiri-sendiri.
Saya tidak tahu persis, siapakah orang pertama yang mengucapkan kalimat hebat ini (vox populi vox DEI). Yang pasti bukan orang Timor Leste. Pasti dia seorang FILSUF SEKULER. Karena, entah sadar atau tidak, siapapun dia, telah mereduksi kodrat ALLAH ke level yang sama dengan kodrat manusia. Padahal antara kodrat ALLAH dan kodrat manusia itu adalah dua substansi yang tidak bisa dipertukarkan posisinya.
Manusia berkali-kali mencoba menolak dan menyangkal kodratnya yang hina karena penuh dengan dosa, untuk menjadi TUHAN Yang MAHA SUCI, tetapi selalu gagal dan gagal. Namun anehnya, manusia tidak pernah kapok-kapok. Sementara ALLAH, hanya sekali saja mencoba menjadi manusia, dan berhasil, tapi sakitnya minta ampun. Disiksa dan dibunuh dengan cara di-SALIB-kan. Mungkin ALLAH akan berpikir 1000X kalau mau kembali mencoba menjadi manusia lagi. Setelah membaca artikel ini, ke depannya saya berharap, Anda berpikir seribu kali untuk percaya pada adigum hebat itu (vox populi vox DEI).
"Mengapa anda hanya membuat kategori: Militer atau Sipil? Pria Atau Wanita? Mengapa tidak menambahkan; Agamanya apa? Muslim atau Non Muslim? Berasal dari Suku mana? Jawa atau luar Jawa?" Dan seterusnya. Kayaknya saya diberi pancingan.
Jujur saja, saya sama sekali tidak ingin membuat segmentasi kategorikal yang berkatian dengan isu-isu primordialisme yang ada hubungan dengan Agama dan Suku. Selain karena kurang nyaman membuat kategori sepeseti itu, juga karena memang tidak harus semua kategori dicantumkan di judul artikel ini.
Indonesia telah memunculkan 6 Presiden, walau ada yang mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia telah memunculkan 8 Presiden. Keenam Presiden termaksud adalah; Bung Karno (Sipil, Muslim, Jawa), Pak Harto (Militer, Muslim, Jawa), Pak Habibie (Sipil, Muslim, Bugis), Pak Abdurachman Wahid alias Gus Dur (Sipil, Muslim, Jawa), Ibu Megawati (Sipil, Muslimah, Jawa) dan Pak SBY (Militer, Muslim, Jawa).
Pertanyaannya adalah; "Bagaimana latar belakang Presiden RI ke-7?" Apakah Presiden RI ke-7 akan muncul pada Pilpres berikutnya (2014), dengan catatan: Jika tidak ada KLB = Kejadian Luar Biasa sehingga Pak SBY memimpin RI hingga masa jabatan Beliau berakhir dengan baik-baik pada tahun 2014). Yang sudah pasti, pada Pilpres berikutnya, Pak SBY tidak bisa lagi ikut mencalonkan diri atau dicalonkan karena sudah 2X menjabat sebagai RI 1 (undang-undang tidak mengizinkan).
Saya belum akan menjawab; "Siapakah Presiden RI ke-7? Atau bagaimana latar belakang Presiden RI ke-7? Apakah Militer atau Sipil? Pria atau Wanita? Agamanya apa? Sukunya apa? Dan seterusnya.
Pada kesempatan ini saya hanya mau menjawab salah satu pertanyaan teman FB, yang bertanya begini; "Kamu khan orang Timor Leste. Kok pada Pilpres tahun 2009, kamu bisa tahu, kalau Presiden RI ke-7 belum bisa muncul pada saat itu? Padahal saya masih ingat betul, saat itu (Pilpres RI 2009), eyangku sampai pasang taruhan gila-gilaaan dengan temannya, karena eyangku yakin bahwa Presiden RI ke-7 akan muncul pada Pilpres 2009. Eeh..gak tahunya eyangku kalah taruhan dech. Karena Pak SBY kembali terpilih jadi Presiden. Kamu pasti peramal atau paranormal ya? Tolong dijawab yaa? GPL alias Gak Pake Lama".
Begini; Sudah berkali-kali saya jelaskan melalui FB saya (Rama Cristo) bahwa saya bukan peramal. Saya juga bukan paranormal. Kedua bidang itu (peramal dan paranormal) bukan kapasitas saya. Tapi saya adalah seorang MISTIKUS yang juga sekaligus seorang PENGGEMAR BILANGAN. Penggemar berat malah.
Kalau pada Pilpres RI 2009 saya berani mengedarkan naskah berseri sebanyak 3X, berjudul; "PRESIDEN RI KE-7 TIDAK AKAN MUNCUL PADA PILPRES 2009", seperti telah saya singgung pada seri pertama artikel ini, hanya karena berdasarkan sejumlah peristiwa yang sangat aneh yang saya alami.
Jadi ada sejumlah peristiwa aneh (bernuansa mistis) yang saya alami beberapa kali (jadi bukan hanya satu kali), sehingga mengantarkan saya tiba pada satu keyakinan (jadi bukan lagi sekadar tiba pada satu kesimpulan), bahwa Presiden RI ke-7, belum akan muncul pada Pilpres 2009. Dan ternyata saya benar.
Dua di antara peristiwa aneh yang saya alami, dapat saya sebutkan di sini, yaitu satu peristiwa aneh terjadi di Dili Timor-Timur (saya tidak menuliskan Timor Leste karena saat peristiwa aneh itu terjadi, Timor-Timur belum berpisah dengan Indonesia, saya saja baru masuk SMA Negeri I Dili). Dan satu peristiwa aneh terjadi di Kota MATARAM NTB (Nusa Tenggara Barat), pada bulan Juni tahun 2004, ketika saya (sebagai dokter muda) praktek di RSU Mataram NTB, di Lab Obgyn (Kebidanan & Kandungan).
Bagaimana kisah lengkap kedua peristiwa aneh itu? Akan saya ceritakan pada seri ketiga artikel ini. Jadi jika Anda penasaran ingin mengetahui kisahnya, jangan lupa kunjungi terus Rama Clinico. Yang sabar ya? Bukankah orang sabar itu disayang TUHAN?
BERSAMBUNG
No comments:
Post a Comment