Mengapa CNRT Tidak Mau Berkoalisi Dengan FRETILIN? Apakah Ini Adalah Praktek Politik Eliminasi?
by Rama Cristo on Monday, 23 July 2012 at 00:03 ·
BEBERAPA KEMUNGKINAN YANG MENJADI PENYEBAB MENGAPA CNRT TIDAK MAU BERKOALISI DENGAN FRETILIN
KEMUNGKINAN PERTAMA:
Berkaitan Dengan Masalah Power Sharing (Pembagian Kekuasaan)
Pada
Pemilihan Parlamen 7 Juli 2012, CNRT mendapatkan 30 Kursi. Sementara
Fretilin memperoleh 25 Kursi. Jadi hanya selisih 5 kursi. Sebuah selisih
yang tidak terlalu siginifikan. Dengan demikian maka jika Pak Xanana
(saya tidak mengatakan CNRT) memutuskan untuk berkoalisi dengan
Fretilin, bisa dibayangkan, bagaimana alotnya (rumitnya) proses "ber-gaining" untuk membagi kekuasaan dan juga pembagian jatah kursi di Lembaga Executif (Governo V).
Dengan
25 kursi, secara logika (hitungan) politik yang berorientasi kekuasaan,
Fretilin sudah pasti memiliki power ber-gaining yang sangat kuat untuk
menuntut jatah kursi yang proporsional pada Governo V mendatang. Dan
saya yakin, Pak Xanana, sebagai "maskotnya CNRT" tentunya tidak mau
menghadapi situasi seperti itu. Beliau tentu tidak bersedia, jika
kekuatan (hak) CNRT untuk lebih banyak mendominasi Governo V,
digeorogoti oleh kekuatan Fretilin.
Seorang Xanana pasti tidak rela, kekuasaannya, yang menurutuku sangat aboslut
di dalam tubuh CNRT, dikebiri, bahkan diamputasi oleh sebuah kekuatan
politik external, hanya karena Beliau berbaik hati memberikan ruang bagi
kekuatan politik Parpol lain masuk ke ranah dan domain, di mana,
seorang Xanana ingin menjadi "penguasa absolut".
Maka
berkoalisi dengan Fretilin, yang merupakan salah satu kekuatan politik
terbesar di Timor Leste, bukan sekadar pilihan yang tidak menguntungkan,
tapi koalisi dengan Fretilin akan menggiring Pak Xanana (dan CNRT)
menjalani sebuah mimpi buruk dalam Governo V. Maka pilihan terbaik
adalah singkirkan Fretilin dari koalisi, apapun resikonya.
Maka,
menurut hemat seorang Xanana (tapi bukan hemat CNRT), keputusan untuk
berkoalisi dengan PD dan FM (Frente Mudanca) adalah pilihan yang paling
logis, karena kedua Parpol ini tidak akan terlalu menggerogoti
kekuasaan Xanana dan juga menggembosi kursi CNRT. Dengan hanya 10 Kursi
(PD 8 kursi dan FM 2 kursi), Pak Xanana & CNRT masih akan
mendominasi Governo V yang akan datang.
KEMUNGKINAN KEDUA:
Adanya Hambatan Psikologis Bagi Pak Xanana Untuk Mengendalikan Lider Fretilin
Sudah menjadi rahasia umum bahwa, sebagian besar
pengikut Fretilin sangat-sangat militan (bahkan sering dijuluki militan
yang sangat radikal). Belum lagi ditambah dengan sebagian Lider
Fretilin yang bukanlah "ANAK MAMI" yang penurut. Sebagian besar "Membros Quadro Fretilin"
adalah orang-orang yang memiliki "saham besar" dalam Perjuangan
Kemerdekaan Timor Leste, terutama kontribusi mereka pada masa-masa yang
paling sulit. Maka mereka (terutama Lider fretilin) tidak akan begitu
saja mau tunduk pada "Titah seorang Xanana".
Saya
sulit membayangkan, bagaimana jalannya sebuah roda Pemerintahan Baru
(Governo V), jika tokoh Fretilin selevel MARI'E ALKATIRI (mantan Perdana
Menteri Timor Leste yang pertama), yang bukan hanya karena berwatak keras (yang menampilkan sterotipe orang-orang BERDARAH ARAB), tapi tokoh yang (walau secara etnis dan agama merupakan kelompk minoritas di Timor Leste), memiliki jasa besar dalam perjuangan Timor Leste, berada dalam satu atap dengan seorang Xanana.
Seorang
Mari'e Alkatiri tidak bisa dipisahkan begitu saja dari sejarah Timor
Leste. Karena Beliau adalah merupakan salah satu tokoh penting yang
meletakkan dasar-dasar ideologi perjuangan Kemerdekaan Timor Leste,
ketika banyak orang (berdarah asli) Timor Leste masih meragukan; "Apakah
Timor Leste mampu berdiri sendiri sebagai sebuah negara?"
Mari'e
Alkatiri merupakan salah satu tokoh pionir (pencetus ide), yang
melahirkan bibit-bibit spirit (roh atau semangat) untuk menginspirasi
banyak orang Timor Leste guna percaya pada diri sendiri (membangkitkan
kekuatan moral bagi banyak orang Timor Leste) untuk memperjuangkan
Kemerdekaan Timor Leste sampai titik darah penghabisan.
Saya
tidak mengecilkan peran dan kontribusi Beliau dalam sejarah perjuangan
Kemerdekaan Timor Leste, hanya karena Beliau (bersama sejumlah tokoh
Fretilin lainnya) hidup di diaspora, yang merupakan sebuah pilihan yang
saat itu sulit dihindari oleh banyak tokoh pejuang Kemerdekaan Timor
Leste.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa selama ini,
seorang Mari'e Alkatiri, tidak segan-segan, secara terbuka mengkritisi
setiap kebijakan (publik) seorang Xanana yang dianggapnya kurang
populer. Cara Beliau mengkritisi kebijakan-kebijakan publik seorang
Xanana, melalui bahasa politiknya yang sangat lugas dan bahkan
sarkastis, secara psikis, akan membuat seorang Xanana berpikir lebih
dari seribu kali untuk duduk dalam satu atap dengan seorang Mari'e
Alkatiri.
Dengan ketokohannya yang demikian, maka sulit
bagi kedua tokoh senior ini (Xanana & Mari'e) untuk akur, sejalan
dan seide, jika harus berada dalam satu atap (satu Kabinet). Dengan kata
lain, fihak yang satu tidak akan bersedia kalau harus menjadi
"sub-ordinasi" bagi fihak yang lain. Pasti akan terjadi
benturan-benturan dan gesekan-gesekan yang sulit dihindari, termasuk di
dalam hal mengambil kebijakan-kebijakan publik, yang berhubungan dengan
"Program Partai".
Dalam uraian ini, saya tidak menampilkan Presiden Fretilin, Senhor Dr. Francisco Luolo Guterses,
sebagai tokoh yang akan menyulitkan Pak Xanana, jika berada dalam satu
atap, karena saya menilai tokoh yang satu ini, bukanlah seorang pemimpin
"yang berwatak keras". Jika diibaratkan seperti petinju, Beliau
bukanlah seorang petinju bergaya "fithter", melainkan lebih bergaya "murni boxer".
Bahasa-bahasa (verbal) politiknya tidak terlalu "menyerang lawan".
Menurut pandanganku, seorang LUOLO, pada berbagai kesempatan, selalu
menampilkan figur (kesan) sebagai seorang "Politisi yang manis, santun & rendah hati".
Simak
saja bagaimana reaksinya yang tidak terlalu frontal terhadap
"STIGMATISASI yang dilakukan Pak Xanana melalui "KAKUTAK MAMUK-nya, pada
saat Pemilu Presiden. Dan perilaku politik seorang LU-OLO yang santun
seperti ini, tidak terlepas dari (sesuai dengan) sterotipe (karakter)
kebanyakan "orang-orang OSU" yang saya kenal. Kebetulan saya memiliki
banyak teman dari OSU (salah satu Sub Distrik dari Distrik Viqueque).
Salah
satu faktor penting yang menjadi alasan bagi Pak Xanana untuk lebih
suka berkoalisi dengan PD & FM ketimbang berkoalisi dengan Fretilin,
adalah karena Lider-Lider PD dan FM, bukanlah orang-orang berwatak
keras. Dalam pandangan saya, para Pemimpin PD dan FM, akan sangat mudah
dikendalikan oleh Pak Xanana. Selain karena perbedaan jumlah kursi yang
sangat jauh dengan perolehan kursi CNRT, juga watak-watak Lider PD dan
FM, bukanlah watak-watak pembangkang. Bahkan Lider PD dan FM akan sangat
mudah tunduk pada "Titah seorang Xanana".
Pucuk Pemimpin PD, Maun Bot La Sama,
misalnya, yang saya kenal baik luar dalam, karena sekian tahun hidup
bersama di Indonesia. Dari semenjak bersama-sama Pak Xanana menghuni
Hotel Prodeo di Cipinang Jakarta, sampai saat ini, saya belum melihat
seorang LS secara terang-terangan berseberangan dan menentang seorang
Xanana. Walau kadang-kadang agak "sedikit nakal", tapi tidak terlalu
membahayakan dan mengancam poisisi seorang Xanana.
Apalagi
terbetik khabar bahwa, sebelum Konferensi CNRT dilangsungkan pada
Minggu 15 Juli 2012, yang kemudian secara resmi memutuskan untuk
berkoalisi dengan PD dan FM, sehari sebelumnya PD sendiri telah
melakukan semacam satu "konsolidasi ide secara internal" (Anda boleh
menyebutnya Konferensi Tertutup), dan kemudian memutuskan untuk
berkoalisi dengan CNRT, jika "CNRT bermurah hati", menawarkan koalisi
dengan PD.
Sementara Presiden FM (Frente Mudanca, sebuah
Parpol baru pecahan Fretilin yang baru menjadi kontestan pada Pilpres
dan Pemilu Parlamen 2012 ini), Senhor Jose Luis Guterres,
BANGSAWAN LUCA (mantan Dubes Timor Leste di PBB, mantan Menlu dan
jabatan terakhirnya adalah Wakil Perdana Menteri pada era AMP), tokoh
yang karakternya nyaris sama dengan Presiden Fretilin, Lu-Olo, yang
manis, santun dan rendah hati.
Dengan pengalamannya
bekerja sama dengan Pak Xanana sebagai Wakil Perdana Menteri pada
Governo IV, maka tentunya ini akan memunculkan sinergis yang memudahkan
seorang Xanana untuk bekerja sama dan sekaligus mengendalikannya,
apalagi kursi FM hanya berjumlah 2, yang tentunya akan menempatkan FM
pada posisi untuk tidak terlalu banyak menuntut yang aneh-aneh. Apalagi
pada saat berlangsungnya Pemilihan Parlamentar, Frente Mudanca telah
secara pasti menyatakan "Pesan Politiknya" untuk mendukung total Pak
Xanana sebagai Perdana Menteri.
Karena itulah, barangkali
menurut pertimbangan Pak Xanana (tapi sekali lagi bukan pertimbangan
CNRT), berkoalisi dengan PD dan FM, akan menghadirkan satu kondisi
psikologis, dengan atmosfir yang sangat kondusif bagi seorang Xanana
untuk berkreasi (Memimpin dengan kebebasan penuh untuk
mengambil kebijakan-kebijakan publik yang Beliau kehendaki tanpa harus
menarik urat leher dengan elemen-elemen Parpol yang berkoalisi dengan
CNRT, hanya karena adanya perbedaan-perbedaan pada aspek-aspek tertentu,
terutama yang berkiatan dengan Progam CNRT, yaitu; PEDN = Plano Estrategico Desemvolvimento Nasional = Rencana & Strategis Pembangunan Nasional).
BERSAMBUNG
Catatan Kaki:
Masih
ada beberapa kemungkinan lain, yang menurutuku ikut menjadi faktor
penyebab, mengapa Pak Xanana (dan CNRT), tidak bersedia berkoalisi
dengan Fretilin, walau porsinya lebih kecil, tetapi tetap ikut
diperhitungkan. Akan disampaikan pada seri 3. Saya sengaja menampilkan
dua kemungkinan di atas, karena saya nilai kedua kemungkinan tersebut
memiliki porsi terbesar di antara sejumlah kemungkinan yang menyebabkan;
Mengapa Pak Xanana dan CNRT lebih senang memilih berkoalisi dengan PD
& FM ketimbang berkoalisi dengan Fretilin.
Terima-kasih banyak. Semoga TUHAN YESUS memberkati Anda sekalian yang telah bersedia membaca artikelku.
No comments:
Post a Comment