Di kala ANAK DOMBA bersimpuh di Kaki PANGERAN LANGIT
Dunia berkotbah, itu pertanda banyak jiwa sedang berdesakan di pintu neraka
Di kala ANAK DOMBA membisiki telinga Bidadari Bumi
Dunia bersabda, itu bermakna bumi sedang mengandung Satria Piningit.
Di kala ANAK DOMBA bermimpi menggenggam matahari
Dunia mengigau, itu alamat terang besar akan segera turun ke bumi.
Di kala ANAK DOMBA berjuang merangkul bulan di langit ke tujuh
Dunia berdebat, itu artinya si bisu akan diundang ke Istana Abu.
Di kala ANAK DOMBA berangan menjadi Pangeran Matahari
Dunia menggugat, si gembel sedang menyalahi kodrat.
Di kala ANAK DOMBA berkhayal menikahi Ratu Bulan
Dunia menuduh, si buruk rupa telah mencuri cermin matahari yang gaib.
Kini gempa telah mengguncang akar bumi
Tsunami telah menerjang kaki langit
Abu suci sudah melingkari Negeri Sejuta Pura
Lumpur sedang menggenangi perut Ibu Pertiwi yang sedang mengandung
Cincin telah melingkari jari langit
Darah perawan telah menggenangi Danau Tassi Tolu
Tapi mengapa Dunia masih berlantai berhala dan beratap sumpah palsu?
Wahai segala mahluk ciptaan TUHAN di seluruh negeri
Yang sedang berbaring nyenyak di lorong-lorong bumi
Bermimpi lelap di kolong-kolong langit
Bangunlah dan dengarkanlah dongeng ANAK DOMBA dari Negeri Matahari
Burung memiliki sarang
Serigala memiliki lubang
ANAK DOMBA sedang berbaring dalam kandang
Menanti turunnya pedang
Untuk mendirikan palang
Guna menolong si miskin yang malang
Yang sedang tertimpa talang
Karena terbebani hutang
Di hadapan sang kaya yang berwatak jalang
Dan bertampang garang
Negeri Sejuta Pura, 4 Agustus 2012
Karya: Rama Cristo
No comments:
Post a Comment