Sunday, August 5, 2012

MENGAPA TERJADI NOCTURIA?

"Mengapa Suami Saya Sering Buang Air Kecil Pada Malam Hari?"

Pengunjung Rama Clinico yang dikasihi ALLAHSemoga saya menjumpai Anda sekalian dalam keadaan sehat-sehat selalu tanpa kekurangan suatu apapun karena Kemuarahan ALLAH....!!! 

Situs ini (Rama Clinico) baru dibuka pada tanggal 2 Agustus 2012. Maka sebagian artikel yang diterbitkan oleh situs ni adalah artikel-artikel yang sudah pernah diterbitkan di account Face Book Rama Cristo atau di account Face Book lainnya; Rama Clinico.

Tata letak artikel-artikel dalam situs ini juga masih bperlu dibenahi. Mudah-mudahan ke depannya akan ditata lebih baik, sehingga tidak menggangu pemandangan.

Salah satu MISI dari situs ini adalah memberikan PELAYANAN berupa KIE (Komunikasi, Informasi & Edukasi), khususnya dalam bidang KESEHATAN & PENYAKIT. Tapi bukan memberikan obat. Untuk itu siapapun di antara Anda yang membutuhkan informasi tertentu berkaitan dengan isu KESEHATAN & PENYAKIT, silahkan diajukan saja. Kami akan menjawab pertanyaan Anda sebisa mungkin. Dengan demikian akan terjadi komunikasi dua arah. Jadi manfaatkan saja wadah ini dengan baik. 

Jika materi pertanyaan Anda termasuk isu yang sensitif, atau misalnya Anda tidak suka ID (Identitas) Anda diketahui publik, pertanyaan Anda bisa dikirim via INBOX account Face Book Rama Clinico. Tapi jangan melalui account Rama Cristo.     

Topik kita kali ini adalah: "NOCTURIA". Atau sering BAK (Buang Air Kecil) pada malam hari. Mungkin ada di antara Anda yang mengalaminya. Saya sengaja mengangkat topik ini (NOCTURIA) karena kebetulan seorang teman FB menanyakan isu ini melalui inbox saya.

Ada dua orang yang mengajukan pertanyaan yang berbeda melalui inbox saya FB saya. Yang pertama, seorang Ibu Muda, yang menanyakan begini; "MENGAPA SUAMI SAYA SERING KENCING PADA MALAM HARI?" Hanya itu pertanyaannya, tanpa ada informasi tambahan, misalnya berapa usia suaminya? Sejak kapan mulai sering kencing malam hari? Apa pekerjaan suaminya?  Demikian dan seterusnya dan sebagainya.

Pertnyaan kedua datang dari seorang Pria Dewasa, yang menanyakan begini; "APA PERBEDAAN UTAMA PROSEDUR KERJA, ANTARA SEORANG DOKTER DENGAN DUKUN, PARANORMAL, PERAMAL & PRAKTISI PENGOBATAN ALTERNATIF, DALAM RANGKA MENYEMBUHKAN PASIENNYA?"

ID (Identitas) dari kedua penanya tidak akan  saya publikasikan (sebutkan) di sini, karena kurang etis. Seorang profesional kesehatan (dokter, bidan, perawat dan praktisi kesehatan lainnya memiliki kewajiban MORAL  (saya kurang tahu apa termasuk juga kewajiban IMAN..???), untuk menjaga kerahasiaan (ID) seorang "Client". Saya tidak menggunakan "Pasien" untuk menggantikan kata "Clinet" karena belum tentu yang menanyakan isu ini sedang sakit. Karena yang namanya PASIEN itu, defenisi sederhananya adalah; orang yang sedang sakit (sakit apa saja).

Sementara mengenai isu (materi) yang ditanyakan, bisa dibahas secara terbuka, karena sejumlah alasan;

ALASAN PERTAMA:

FB adalah media sosial yang bisa diakses oleh siapa saja dari berbagai belahan bumi. Dan isu yang diangkat adalah isu-isu yang mungkin saja dihadapi oleh orang lain, yang kebetulan tidak menemukan kesempatan untuk mendapatkan "INFORMASI YANG MEMADAI" dari fihak lain, padahal sangat membutuhkan.

ALASAN KEDUA:

Ruang yang sedang Anda masuki ini (RAMA CLINICO), memiliki sejumlah MISI. Salah satunya adalah SHARING INFOMASI, khususnya di BIDANG KESEHATAN, yang dianggap bermanfaat bagi kepentingan publik.

ALASAN KETIGA:

Ruang ini juga bisa difungsikan sebagai; "MEDIA KIE (Konseling, Informasi & Edukasi). Jadi kita sama-sama memanfaatkan ruang RAMA CLINICO sebagai MEDIA KOMUNIKASI DUA ARAH, di mana Anda dan saya bisa saling mengisi, saling interaksi, berbagi hal-hal yang berguna, terutama yang berhubungan dengan KESEHATAN. Tapi BUKAN RUANG untuk melakukan AKTIVITAS POLITIK PRAKTIS (apalagi saling CACI MAKI dan lain sebagainya).

Dari pada kita memanfaatkan media JEJARING SOSIAL (FB, TWITWER dan lain-lainnya) untuk saling CACI MAKI karena KALAH DALAM PEMILU, khan lebih baik dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna bagi sesama.

SEKILAS MENGENAI LATAR BELAKANG KATA (ISTILAH) NOCTURIA.

Terminologi NOCTURIA ini mungkin masih asing di telinga yang awam. Tapi orang-orang profesional di bidang kesehatan (dokter, bidan, perawat dan ahli profesional kesehatan lainnya, dan akhir-akhir ini saya lihat para Praktisi Pengobatan Alternatif/karena sering berhadapan dengan pasien), pasti sudah tidak asing lagi dengan kata; "NOCTURIA".

NOCTURIA atau ada yang menyebutnya: NYCTURIA, bukan Bahasa Melayu-Indonesia. Tapi NOCTURIA adalah hasil ASIMILASI (boleh juga dinamakan hasil INKULTURASI) antara Bahasa LATIN dan Bahasa YUNANI. Jadi akar kata NOCTURIA ada pada Bahasa Latin dan Bahasa Yunani.

Misalnya; NOX adalah Bahasa Latin,yang dalam Bahasa Portugis artinya NOITE. Atau dalam Bahasa Inggris artinya NIGHT. Atau Bahasa Melayu Indonesia = MALAM. Bahasa TETUN (Bahasa Persatuan Timor Leste) artinya KALAN. Atau dalam Bahasa KEMAK (Atsabe), artinya DODAGA (maaf, saya orang KEMAK ATSABE yang sedikit NARCIS). ATSABE adalah satu-satunya wilayah di Timor Leste yang semenjak dahulu kala dijuluki sebagai; "DAERAH BALI".

Kalau diperhatikan baik-baik; ternyata ada kemiripan kata (semuanya dimulai dengan huruf "N") antara kata; NOX (Bahasa Latin), NOITE (Bahasa Portugis) dan NIGHT (Bahasa Inggris). Kemiripan ini mungkin disebabkan ke-3 negara yang saya sebutkan di sini adalah "satu rumpun" (Eropa = RAS CAUCASOID ya??).

Kok bukannya membahas isu penyakit (NOCTURIA), tapi malah membahas "isu Etimologis?" ETIMOLOGIS adalah satu cabang disiplin ilmu yang mempelajari AKAR (asal-usul) BAHASA, yang sebenarnya merupakan domainnya (ranahnya) seorang FILOLOG (Ahli Bahasa) atau Antropolog (Ahli Antropologi) atau Ahli Sejarah dan seterusnya. 

Tapi menurutku; dari pada Anda harus melacaknya sendiri di internet melalui jalur lain, khan butuh LOGISTIK (waktu, tenaga dan beaya) yang banyak. Hitung-hitung, saya membantu Anda HEMAT LOGISTIK. Apalagi beaya internet di Timor Leste. Bayangkan; pakai MODEM, 1 jam; 1 dollar US. Satu bulan sudah berapa coba? Mahalnya minta ampun. Jadi anggap saja sambil menyelam minum air. Siapa tahu ada manfaatnya untuk Anda karena sebelum Anda membaca artikel ini, Anda sendiri (walau memiliki gelar yang banyak tapi) belum tahu dari mana asal-usul kata NOCTURIA.

Karena penjelasan mengenai istilah medis (kedokteran) yang sering saya temui dalam Kamus-Kamus Kedokteran yang dijual di toko-toko buku, sangat tebatas. Paling-paling dalam Kamus Kedokteran hanya disebut; "NOCTURIA" = Buang Air Kencing dengan FREKWENSI yang sedikit berlebihan pada MALAM HARI.

Dan kebetulan saya merasa memiliki semangat untuk menjelaskannya karena saya lagi tidak dalam kondisi "badmood" (tapi bukan berarti saya lagi senang karena menang lotre atau tembus togel 4 angka). Kalau lagi badmood, paling saya akan langsung to the point  menjelaskan apa itu NOCTURIA, lalu TITIK. Kalau Anda mau tahu lebih banyak, hubungi dokter terdekat. Bisanya khan begitu yang sering kita temui di kolom-kolom yang mengasuh masalah kesehatan (tanya-jawab antara dokter dan KLIEN), melalui berbagai media (terutama media cetak = majalah, surat khabar, tabloid dan seterusnya dan sebagainya).

Mungkin pemilik media memang harus hemat ruang kertas (maklum harga kertas mahal). Bisa saja dokternya menjelaskan panjang lebar. Tapi begitu masuk redaksi, editornya pangkas habis-habisan. Tinggal sepotong doank. Kliennya makin bingung. Dikira dokternya tidak punya bakat menjelaskan (DPK = Dokter Pelit Kata). Padahal sumber masalah ada di redaksi. Dokternya pasti menjelaskan dengan sangat-sangat lengkap, karena khawatir kalau informasinya hanya sepotong-sepotong, bisa terjadi miskomunikasi, yang ujung-ujungnya akan terjadi mispersepsi  (munculnya disartikulasi   antara apa yang dibaca dengan apa yang ditangkap).

MENGAPA TERAJDI NOCTURIA? ETIOLOGI (PENYEBAB) NOCTURIA MULTI FACTORIAL

Pertanyaan yang diajukan oleh seorang Ibu via inbox adalah; "Mengapa suami saya kok sering KENCING di malam hari?" Pertanyaan ini baik sekali, tapi tidak dilengkapi dengan informasi lainnya yang sangat penting.

Jika sang Suami datang menemui dokter secara langsung; Mungkin yang akan terjadi adalah seperti ini;

"Begitu Anda memasuki ruang dokter, lalu duduk berhadapan dengan sang dokter, maka dokter akan mengajukan pertanyaan; antara lain; "Apa keluhannya Pak?" Atau ada varian pertanyaan lainnya; "Ada yang bisa saya bantu?" Tapi jarang sekali (kecuali doktyernya lagi error) lalu bertanya; "Bapak sakit apa?" Pasien yang kritis akan berbalik bertanya; "Lho, yang dokter itu khan Anda. Bukan saya. Saya ini orang awam yang tidak tahu apa penyakit saya yang sebenarnya. Karena itulah saya datang menemui Anda, untuk mengetahui apa penyakit saya?'"  

Jadi KEWAJIBAN PASIEN adalah; "Menyampaikan BERBAGAI KELUHAN (GEJALA KLINIS) kepada seorang dokter. Dan KEWAJIBAN DOKTER adalah berusaha sejauh yang dia bisa, untuk menegakkan diagnosa atas penyakit pasien lalu berusaha menyembuhkannya. HAK PASIEN adalah mendapatkan pelayanan maximal dari dokternya. Dan HAK DOKTER adalah.....?? (saya bingung).

Jadi biasanya setelah seorang pasien bertemu seorang dokter, maka dokter akan melakukan AUTO ANAMNESIS (semacam wawancara antara dokter dan pasien yang bersangkutan secara langsung, jika pasiennya bisa diajak komunikasi). Kalau pasiennya tidak bisa diajak komunikasi, misalnya, orang sakit yang sedang mendapat serangan stroke, sehingga tidak  bisa diajak melakukan kontak verbal (berbicara), atau pasien-pasien gangguan kejiawaan, terutama PSIKOSIS (kehilangan INSIGHT), maka dokter akan melakukan ALLO ANAMNESIS, (jangan salah baca: ALOYSIUS), yang artinya dokter akan melakukan wawancara dengan orang-orang yang mengantar pasien tersebut (misalnya keluarga atau teman atau orang asing sekalipun yang mengetahui latar belakang pasien tersebut).

Nah, menghadapi pasien dewasa yang datang dengan keluhan; "BAK pada malam hari, maka biasanya dokter akan menuliskan pada catatannya, umumnya dinamakan RM (Rekam Medis) atau dibalik MR (Medical Record ). Pada kasus ini dokter biasanya akan menuliskan satu topik yang berkaitan dengan gejala utama. Biasanya dokter akan menulis:

Keluhan Utama: BAK (Buang Air Kecil) di malam hari. Ini sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan melalui inbox saya (Mengapa suami saya sering kencing pada malam hari?). 

Biasanya jika seorang dokter mendapatkan informasi; "BAK pada malam hari", sebagaimana pertanyaan yang disampaikan melalui inbox saya (Mengapa suami saya sering kencing pada malam hari?), maka secara otomatis, dalam benak sang dokter (secara diam-diam) akan bermunculan sejumlah pertanyaan.

Karena DOKTER bukan ALLAH, bukan DUKUN, bukan PERAMAL, bukan PARANORMAL, tapi hanya manusia biasa yang kebetulan NASIB mengizinkannya menjadi seorang DOKTER, maka sang dokter akan bertanya kepada pasien, dengan menggunakan sejumlah pertanyaan berikut, yang tetap berhubunagn dengan isu utama NOCTURIA, yaitu;

Berapa usia pasien? Informasi usia sangat penting karena berkaitan penyakit GERIATRIK (penyakit degenerasi karena faktor usia), misalnya; Penyakit Payah Jantung Kongestif atau Penyakit HTP (Hipertropy Prostat) yang umunya diderita pria-pria usia lanjut, di mana salah satu gejalanya adalah sering BAK, karena terjadi penekanan prostat yang membesar terhadap kandung kencing (Vesica Urinaria. Ada yang menyebutnya Buli-Buli).
Sejak kapan BAK pada malam hari mulai terjadi? (ini menyangkut ONSET penyakit).

Apakah ada gejala DISURIA? (kencing yang disertai rasa sakit?)
Apakah ada gejala  HEMATURIA? (kencing yang disertai darah?)
Apakah ada NANAH yang ikut keluar bersama air kencing? Ada hbungan dengan STD alias PHS
Apakah pasien yang bersangkutan minum air yang banyak sebelum tidur?
Apakah ada rasa HAUS dan rasa LAPAR yang sering muncul? Pertanyaan ini diajukan untuk menyingkirkan kalau pasien termaksud tidak sedang menderita DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS). Karena salah satu syndroma KENCING MANIS adalah, apa yang dinamakan; "3P", yaitu;

1. POLLYPHAGI = sering LAPAR. Jadi bawaannya, sebentar-sebentar ingin MAKAN.
2. POLLYDIPSY = sering HAUS. Bawaannya  ingin terus MINUM.
3. POLLYURI = sering KENCING. Selalu ke toilet untuk BAK (Buang Air Kecil).

Berapa kali, semalam ke kamar mandi (ini menyangkut frekwensi = kekerapan).
Apakah pernah JAJAN di luar? Biasanya pertanyaan ini ditujukan untuk pria-pria HIDUNG BELANG (tapi bukan KULIT BELANG) yang suka JAJAN, lalu dapat oleh-oleh berupa STD = Sexually Transmitted Disease atau PHS= Penyakit Hubungan Sexual, misalnya; GO (Gonorrhea), Sifilis dan seterusnya. Tapi saya yakin, Ibu yang mengajukan pertanyaan itu pasti memiliki Suami yang baik dan setia sehingga tidak gampang JAJAN di luaran. Dokter biasanya mengajukan pertanyaan ini untuk menyingkirkan kemungkinan NOCTURIA yang disebabkan oleh STD atau PHS.

Terlepas dari KASUS yang ditanyakan Ibu Muda tersebut melalui inbox, karena forum ini adalah forum (ranah) ilmiah, maka kita harus terbuka membahas hal-hal sensitif tapi krusial bagi kepentingan banyak orang. Misalnya, bisa saja STD atau PHS bukannya datang dari sang suami. Bisa juga STD alias PHS datang dari sang isteri, sebagai oleh-oleh akibat sang isteri memiliki SELINGKUHAN di luar.Tapi saya yakin, Ibu yang mengajukan pertanyaan ini maupun Suaminya adalah "orang-orang yang memiliki komitmen kuat terhadap KESUCIAN sebuah lembaga PERNIKAHAN".

Anda mungkin sempat membaca berita sebuah hasil penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh sejumlah dokter di sebuah Universitas di Inggris. Ditemukan data yang lumayan mengejutkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; "Ternyata  jumlah WANITA yang BERSELINGKUH, jauh lebih banyak dari pada jumlah PRIA yang BERSELINGKUH. Anda bisa membaca sendiri beritanya melalui sebuah LINK (TAUTAN) yang saya posting di account saya yang satu lagi; (RAMA CRISTO).

Terlepas dari sejauh mana VALIDITAS hasil penelitian tersebut (mempertanyakan METODOLOGI PENELITIAN yang melingkupi hal-hal seperti: Tempat & Waktu penelitian, Jumlah Populasi, Jenis populasi, Jumlah Sampel, Teknik Pengambilan Sampel, Metode Penentuan dan Pengukuran terhadap VARIABEL dan seterusnya), namun berita ini sepertinya semacam satu fenomena baru (boleh dianggap; warning), di mana telah terjadi perubahan paradigma berpikir di kalangan Kaum Hawa, sebagai produk langsung dari GERAKAN KAUM FEMINIS menuntut adanya PERSAMAAN HAK (semoga bukan HAK untuk BERSELINGKUH), melalui isu GENDER. Perubahan paradigma ini akan berpengaruh terhadap tatanan nilai-nilai (norma) di masyarakat; seperti norma sosial, norma agama, hukum, budaya dan seterusnya.

Mungkin hasil penelitian di atas, bisa diulangi (dilakukan penelitian ulang) terhadap populasi (Wanita) dari peradaban lain. Misalnya penelitian tersebut bukan lagi dilakukan di Eropa, melainkan di Asia. Bisa saja ditemukan hasil yang berbeda karena perbedaan KULTUR antara BARAT & TIMUR. Siapa tahu, di Asia, misalnya di Indonesia atau Timor Leste, setelah dilakukan penelitian, ditemukan bahwa ratio (perbandingan) antara pasangan yang BERSELINGKUH, jumlah PRIA yang BERSELINGKUH ternyata  lebih banyak dari pada jumlah WANITA yang BERSELINGKUH. Jadi hasil penelitian yang dilakukan di Inggris, tidak bisa digeneralisasikan begitu saja terhadap seluruh populasi (Kaum Hawa) di bumi, walaupun belum tentu hasil penelitian tersebut tidak memiliki nilai kebenaran (ilmiah).

Setelah intermezzo di atas, kita kembali kepada isu NOCTURIA. Karena pertanyaan yang diajukan kepada saya tanpa disertai data (informasi yang memadai), maka saya tidak bisa mengtakan; "Sang Suami tercinta sedang menderita penyakit apa, sehingga harus sering BAK di malam hari?"

Biasanya setelah dokter melakukan anamnesa lengkap, kemudian dokter akan melakukan PEMERIKSAAN FISIK secara lengkap untuk mencari tanda-tanda pasti yang lebih OBYEKTIF. Setelah pemeriksaan fisik selesai, maka berdasarkan KELUHAN PASIEN dan PEMERIKSAAN FISIK, dokter setidak-tidaknya sudah memiliki bayangan dalam benaknya (biasanya tidak dikatakan pada pasien jika pasiennya tidak bertanya), kira-kira penyakit apa yang diderita oleh pasiennya?

Lalu dokter akan membuat DIAGNOSA. Diagnosa ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu; DIAGONOSA KERJA (WORK DIAGNOSE) dan Diagnosa Banding. Diagnosa Kerja, biasanya didasarkan pada hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan fisik. Maka dokter akan menuliskan penyakit yang paling mungkin dari semua jenis penyakit yang saat itu telah ada di benak dokter berdasarkan hasil ANAMNESA dan hasil PEMERIKSAAN FISIK.

Misalnya (sekali lagi ini hanya umpama), berkaitan dengan pasien yang datang dengan keluhan utama; Sering BAK pada malam hari, yang diderita oleh pasien yang (umpama) usianya sudah lanjut, disertai gejala DYSURIA, lalu setelah dilakukan PEMERIKSAAN FISIK (misalnya RT = RECTAL TOUCH), ditemukan adanya pembengkakan, maka dokter akan menuliskan DIAGNOSA KERJA di RM alias MR sebagai; Suspec HTP (Hipertropy Prostat).

Ini artinya, dari semua kemungkinan (penyakit) yang diduga oleh dokter berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, diyakini sang dokter, bahwa HTP (Hypertropy Prostat) adalah yang paling mungkin. Baru kemudian kemungkinan-kemungkinan (penyakit) yang lainnya dicantumkan di DIAGNOSA BANDING, yang disusun berdasarkan urutan tingkat probabilitasnya.

Seorang DOKTER yang BIJAK, biasanya sebelum hasil pekerjaannya dipastikan (dibuktikan) melalui serangkaian PEMERIKSAAN LABORATORIUM (sebagai KONFIRMASI), maka dokter akan selalu mencantumkan kata (wajib); "SUSPECT" (dugaan atau kecurigaan) pada Diagnosa Kerjanya. Kata SUSPECT ini sebagai PINTU DARURAT. Dari pada tidak ditulis, dan ternyata hasil pemeriksaan LABORATORIUM menunjukkan sama sekali BUKAN HYPERTROPI, khan malu-maluin diri sendiri, Keluarga dan Lembaga Pendidikan yang "menelorkan dokter tersebut".

Jadi pada tahap awal (pertemuan pertama) antara dokter & pasien, lazimnya akan melewati fase-fase sbb;

1. ANAMNESA LENGKAP.
2. PEMERIKSAAN FISIK, terdiri dari 4 unsur (IAPP = Inspeksi, Auskultasi, Palpasi & Perkusi).
3. MENEGAKKAN DIAGNOSA (Diagnosa Kerja & Diagnosa Banding).
4. MELAKUKAN THERAPY, biasanya THERAPY SYMPTOMATIS (sambil menunggu Hasil Pemeriksaa Lab).
5. MENGUSULKAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
6. MEMBUAT PROGNOSA (memprediksi perjalanan penyakit & dampaknya terhadap pasien).

Seluruh prosedur dengan tahapan-tahapan di atas wajib hukumnya ditempuh seorang dokter untuk menolong pasiennya. Jadi seorang dokter tidak melakukan pekerjaan ALA (GAYA) seorang DUKUN, PERAMAL, PARANORMAL, atau AHLI PENGOBATAN, yang konon hasilnya INSTAN (BIM SALABIM..PROK...PROK...PROK.... BIM SALABIM PROK...PROK...PROK...!!! Mudah-mudahan Pak TARNO tidak membaca artikel ini).  

Di sini saya tidak bisa menjelaskan prosedur kerja seorang DUKUN, PERAMAL, PARANORMAL & PRAKTISI PENGOBATAN ALTERNATIF, karena saya TIDAK PERNAH MEMPELAJARI ILMU dari GOLONGAN termaksud. Saya hanya sebatas (secara garis besar) menguraikan PROSEDUR KERJA SEORANG DOKTER, dalam kerangka menyembuhkan pasiennya.

Kepada temanku yang sudah capai-capai mengajukan pertanyaan; "Apa beda PROSEDUR KERJA antara DOKTER dan DUKUN, PERAMAL, PARANORMAL dan PRAKTISI PENGOBATAN ALTERNATIF, dalam rangka menyembuhkan seorang pasien?", Anda bisa menemui GOLONGAN TERMAKSUD untuk mengetahui PROSEDUR KERJA MEREKA.

Berkaitan dengan pertanyaan dari Ibu yang menghawatirkan suaminya, saya harus jujur katakan bahwa saya tidak bisa memastikan PENYAKIT apa yang sedang diderita oleh suami Ibu? Apalagi Ibu hanya mengajukan pertanyaan singkat (Mengapa suami saya sering kencing pada malam hari?), tanpa disertai informasi lainnya sebagaimana terlihat dalam inventarisasi sejumlah pertanyaan di atas, yang berhubungan dengan gejala NOCTURNIA, maka saya tidak bisa memastikan Suami Ibu menderita apa. Sebaiknya Ibu dan Suami menemui langsung seorang dokter. Akan lebih baik langsung menemui seorang UROLOG (Ahli Urologi) terdekat, untuk memastikan segala sesuatunya.

Tapi sekadar informasi untuk Ibu dan Suami ketahui, bahwa ada sejumlah kondisi (penyakit) yang menyebabkan; "Mengapa seorang pria (dewasa) sering BAK pada malam hari?" Kondisi (penyakit) yang saya maksudkan, sebagian di antaranya adalah sebagaimana saya sebutkan di bawah ini;

HTP (Hipertropy Prostat); Inkontinencia urine, karena adanya suatu locus minorus  (kelainan tertentu pada organ tractus urinarius = saluran perkencingan), Penyakit Jantung Kongestif, Penyakit GGK (Gagal Ginjal Kronik), adanya BATU, di mana BATU itu letaknya bisa di Vesica Urinaria, yang sering disebut: BBB (Batu Buli-Buli atau Batu Vesica Urinaria), atau BATU itu letaknya di Ureter, biasa disebut BU (Batu Ureter), atau BATU itu letaknya di tingkat yang lebih tinggi, yang sering disebut BATUGIN (Batu Ginjal), Infeksi pada tractus urinairus, Cystitis Intertisial, Diabetes Melitus, Obstruksi Uretral Pelvic atau bisa juga karena suatu proses keganasan, misalnya; "KANKER PROSTAT".  Dan masih banyak lagi causa (penyebab) lainnya. Untuk memastikannya harus diperiksa langsung seorang dokter (terutama Dokter Ahli Urologi), yang kemudian akan ditindak-lanjuti melalui Pemeriksaan Laboratorium.


Demikian yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan bermanfaat. Semoga ALLAH memberkati kita semua. Amin.


Catatan Kaki:

Sebagian informasi dalam artikel ini dikutip dari berbagai sumber.



Sumber Foto: www.forumkami.net/photo/219978-gambar-anatomi-tubuh-manusia.html

No comments:

Post a Comment