"Mengapa Suami Saya Sering Buang Air Kecil Pada Malam Hari?"
Pengunjung Rama Clinico yang dikasihi ALLAHSemoga saya menjumpai Anda sekalian dalam
keadaan sehat-sehat selalu tanpa kekurangan suatu apapun karena
Kemuarahan ALLAH....!!!
Situs ini (Rama Clinico) baru dibuka pada tanggal 2 Agustus 2012. Maka sebagian artikel yang diterbitkan oleh situs ni adalah artikel-artikel yang sudah pernah diterbitkan di account Face Book Rama Cristo atau di account Face Book lainnya; Rama Clinico.
Tata letak artikel-artikel dalam situs ini juga masih bperlu dibenahi. Mudah-mudahan ke depannya akan ditata lebih baik, sehingga tidak menggangu pemandangan.
Salah satu MISI dari situs ini adalah memberikan PELAYANAN berupa KIE (Komunikasi, Informasi & Edukasi), khususnya dalam bidang KESEHATAN & PENYAKIT. Tapi bukan memberikan obat. Untuk itu siapapun di antara Anda yang membutuhkan informasi tertentu berkaitan dengan isu KESEHATAN & PENYAKIT, silahkan diajukan saja. Kami akan menjawab pertanyaan Anda sebisa mungkin. Dengan demikian akan terjadi komunikasi dua arah. Jadi manfaatkan saja wadah ini dengan baik.
Jika materi pertanyaan Anda termasuk isu yang sensitif, atau misalnya Anda tidak suka ID (Identitas) Anda diketahui publik, pertanyaan Anda bisa dikirim via INBOX account Face Book Rama Clinico. Tapi jangan melalui account Rama Cristo.
Topik kita kali ini adalah: "NOCTURIA".
Atau sering BAK (Buang Air Kecil) pada malam hari. Mungkin ada di antara
Anda yang mengalaminya. Saya sengaja mengangkat topik ini (NOCTURIA)
karena kebetulan seorang teman FB menanyakan isu ini melalui inbox saya.
Ada
dua orang yang mengajukan pertanyaan yang berbeda melalui inbox saya FB saya.
Yang pertama, seorang Ibu Muda, yang menanyakan begini; "MENGAPA SUAMI SAYA SERING KENCING PADA MALAM HARI?"
Hanya itu pertanyaannya, tanpa ada informasi tambahan, misalnya berapa
usia suaminya? Sejak kapan mulai sering kencing malam hari? Apa
pekerjaan suaminya? Demikian dan seterusnya dan sebagainya.
Pertnyaan kedua datang dari seorang Pria Dewasa, yang menanyakan begini; "APA
PERBEDAAN UTAMA PROSEDUR KERJA, ANTARA SEORANG DOKTER DENGAN DUKUN,
PARANORMAL, PERAMAL & PRAKTISI PENGOBATAN ALTERNATIF, DALAM RANGKA
MENYEMBUHKAN PASIENNYA?"
ID (Identitas) dari
kedua penanya tidak akan saya publikasikan (sebutkan) di sini, karena
kurang etis. Seorang profesional kesehatan (dokter, bidan, perawat dan
praktisi kesehatan lainnya memiliki kewajiban MORAL (saya kurang tahu
apa termasuk juga kewajiban IMAN..???), untuk menjaga kerahasiaan (ID)
seorang "Client". Saya tidak menggunakan "Pasien" untuk menggantikan
kata "Clinet" karena belum tentu yang menanyakan isu ini sedang sakit.
Karena yang namanya PASIEN itu, defenisi sederhananya adalah; orang yang
sedang sakit (sakit apa saja).
Sementara mengenai isu (materi) yang ditanyakan, bisa dibahas secara terbuka, karena sejumlah alasan;
ALASAN PERTAMA:
FB
adalah media sosial yang bisa diakses oleh siapa saja dari berbagai
belahan bumi. Dan isu yang diangkat adalah isu-isu yang mungkin saja
dihadapi oleh orang lain, yang kebetulan tidak menemukan kesempatan
untuk mendapatkan "INFORMASI YANG MEMADAI" dari fihak lain, padahal
sangat membutuhkan.
ALASAN KEDUA:
Ruang yang
sedang Anda masuki ini (RAMA CLINICO), memiliki sejumlah MISI. Salah
satunya adalah SHARING INFOMASI, khususnya di BIDANG KESEHATAN, yang
dianggap bermanfaat bagi kepentingan publik.
ALASAN KETIGA:
Ruang ini juga bisa difungsikan sebagai; "MEDIA KIE (Konseling, Informasi & Edukasi). Jadi kita sama-sama memanfaatkan ruang RAMA CLINICO sebagai MEDIA KOMUNIKASI DUA ARAH,
di mana Anda dan saya bisa saling mengisi, saling interaksi, berbagi
hal-hal yang berguna, terutama yang berhubungan dengan KESEHATAN. Tapi
BUKAN RUANG untuk melakukan AKTIVITAS POLITIK PRAKTIS (apalagi saling
CACI MAKI dan lain sebagainya).
Dari pada kita
memanfaatkan media JEJARING SOSIAL (FB, TWITWER dan lain-lainnya) untuk
saling CACI MAKI karena KALAH DALAM PEMILU, khan lebih baik dimanfaatkan
untuk hal-hal yang lebih berguna bagi sesama.
SEKILAS MENGENAI LATAR BELAKANG KATA (ISTILAH) NOCTURIA.
Terminologi
NOCTURIA ini mungkin masih asing di telinga yang awam. Tapi orang-orang
profesional di bidang kesehatan (dokter, bidan, perawat dan ahli
profesional kesehatan lainnya, dan akhir-akhir ini saya lihat para
Praktisi Pengobatan Alternatif/karena sering berhadapan dengan pasien),
pasti sudah tidak asing lagi dengan kata; "NOCTURIA".
NOCTURIA
atau ada yang menyebutnya: NYCTURIA, bukan Bahasa Melayu-Indonesia.
Tapi NOCTURIA adalah hasil ASIMILASI (boleh juga dinamakan hasil
INKULTURASI) antara Bahasa LATIN dan Bahasa YUNANI. Jadi akar kata
NOCTURIA ada pada Bahasa Latin dan Bahasa Yunani.
Misalnya; NOX adalah Bahasa Latin,yang dalam Bahasa Portugis artinya NOITE. Atau dalam Bahasa Inggris artinya NIGHT.
Atau Bahasa Melayu Indonesia = MALAM. Bahasa TETUN (Bahasa Persatuan
Timor Leste) artinya KALAN. Atau dalam Bahasa KEMAK (Atsabe), artinya
DODAGA (maaf, saya orang KEMAK ATSABE yang sedikit NARCIS). ATSABE
adalah satu-satunya wilayah di Timor Leste yang semenjak dahulu kala
dijuluki sebagai; "DAERAH BALI".
Kalau diperhatikan baik-baik; ternyata ada kemiripan kata (semuanya dimulai dengan huruf "N") antara kata; NOX (Bahasa Latin), NOITE (Bahasa Portugis) dan NIGHT
(Bahasa Inggris). Kemiripan ini mungkin disebabkan ke-3 negara yang
saya sebutkan di sini adalah "satu rumpun" (Eropa = RAS CAUCASOID ya??).
Kok bukannya membahas isu penyakit (NOCTURIA), tapi malah membahas "isu Etimologis?"
ETIMOLOGIS adalah satu cabang disiplin ilmu yang mempelajari AKAR
(asal-usul) BAHASA, yang sebenarnya merupakan domainnya (ranahnya)
seorang FILOLOG (Ahli Bahasa) atau Antropolog (Ahli Antropologi) atau
Ahli Sejarah dan seterusnya.
Tapi menurutku; dari pada
Anda harus melacaknya sendiri di internet melalui jalur lain, khan butuh
LOGISTIK (waktu, tenaga dan beaya) yang banyak. Hitung-hitung, saya
membantu Anda HEMAT LOGISTIK. Apalagi beaya internet di Timor Leste.
Bayangkan; pakai MODEM, 1 jam; 1 dollar US. Satu bulan
sudah berapa coba? Mahalnya minta ampun. Jadi anggap saja sambil
menyelam minum air. Siapa tahu ada manfaatnya untuk Anda karena sebelum
Anda membaca artikel ini, Anda sendiri (walau memiliki gelar yang banyak
tapi) belum tahu dari mana asal-usul kata NOCTURIA.
Karena
penjelasan mengenai istilah medis (kedokteran) yang sering saya temui
dalam Kamus-Kamus Kedokteran yang dijual di toko-toko buku, sangat
tebatas. Paling-paling dalam Kamus Kedokteran hanya disebut; "NOCTURIA" = Buang Air Kencing dengan FREKWENSI yang sedikit berlebihan pada MALAM HARI.
Dan kebetulan saya merasa memiliki semangat untuk menjelaskannya karena saya lagi tidak dalam kondisi "badmood" (tapi bukan berarti saya lagi senang karena menang lotre atau tembus togel 4 angka). Kalau lagi badmood, paling saya akan langsung to the point
menjelaskan apa itu NOCTURIA, lalu TITIK. Kalau Anda mau tahu lebih
banyak, hubungi dokter terdekat. Bisanya khan begitu yang sering kita
temui di kolom-kolom yang mengasuh masalah kesehatan (tanya-jawab antara
dokter dan KLIEN), melalui berbagai media (terutama media cetak =
majalah, surat khabar, tabloid dan seterusnya dan sebagainya).
Mungkin
pemilik media memang harus hemat ruang kertas (maklum harga kertas
mahal). Bisa saja dokternya menjelaskan panjang lebar. Tapi begitu masuk
redaksi, editornya pangkas habis-habisan. Tinggal sepotong doank.
Kliennya makin bingung. Dikira dokternya tidak punya bakat menjelaskan
(DPK = Dokter Pelit Kata). Padahal sumber masalah ada di redaksi.
Dokternya pasti menjelaskan dengan sangat-sangat lengkap, karena
khawatir kalau informasinya hanya sepotong-sepotong, bisa terjadi miskomunikasi, yang ujung-ujungnya akan terjadi mispersepsi (munculnya disartikulasi antara apa yang dibaca dengan apa yang ditangkap).
MENGAPA TERAJDI NOCTURIA? ETIOLOGI (PENYEBAB) NOCTURIA MULTI FACTORIAL
Pertanyaan yang diajukan oleh seorang Ibu via inbox adalah; "Mengapa suami saya kok sering KENCING di malam hari?" Pertanyaan ini baik sekali, tapi tidak dilengkapi dengan informasi lainnya yang sangat penting.
Jika sang Suami datang menemui dokter secara langsung; Mungkin yang akan terjadi adalah seperti ini;
"Begitu
Anda memasuki ruang dokter, lalu duduk berhadapan dengan sang dokter,
maka dokter akan mengajukan pertanyaan; antara lain; "Apa keluhannya Pak?" Atau ada varian pertanyaan lainnya; "Ada yang bisa saya bantu?" Tapi jarang sekali (kecuali doktyernya lagi error) lalu bertanya; "Bapak sakit apa?" Pasien yang kritis akan berbalik bertanya; "Lho,
yang dokter itu khan Anda. Bukan saya. Saya ini orang awam yang tidak
tahu apa penyakit saya yang sebenarnya. Karena itulah saya datang
menemui Anda, untuk mengetahui apa penyakit saya?'"
Jadi
KEWAJIBAN PASIEN adalah; "Menyampaikan BERBAGAI KELUHAN (GEJALA KLINIS)
kepada seorang dokter. Dan KEWAJIBAN DOKTER adalah berusaha sejauh yang
dia bisa, untuk menegakkan diagnosa atas penyakit pasien lalu berusaha
menyembuhkannya. HAK PASIEN adalah mendapatkan pelayanan maximal dari
dokternya. Dan HAK DOKTER adalah.....?? (saya bingung).
Jadi biasanya setelah seorang pasien bertemu seorang dokter, maka dokter akan melakukan AUTO ANAMNESIS
(semacam wawancara antara dokter dan pasien yang bersangkutan secara
langsung, jika pasiennya bisa diajak komunikasi). Kalau pasiennya tidak
bisa diajak komunikasi, misalnya, orang sakit yang sedang mendapat
serangan stroke, sehingga tidak bisa diajak melakukan kontak verbal
(berbicara), atau pasien-pasien gangguan kejiawaan, terutama PSIKOSIS
(kehilangan INSIGHT), maka dokter akan melakukan ALLO ANAMNESIS,
(jangan salah baca: ALOYSIUS), yang artinya dokter akan melakukan
wawancara dengan orang-orang yang mengantar pasien tersebut (misalnya
keluarga atau teman atau orang asing sekalipun yang mengetahui latar
belakang pasien tersebut).
Nah, menghadapi pasien dewasa
yang datang dengan keluhan; "BAK pada malam hari, maka biasanya dokter
akan menuliskan pada catatannya, umumnya dinamakan RM (Rekam Medis) atau
dibalik MR (Medical Record ). Pada kasus ini dokter biasanya akan menuliskan satu topik yang berkaitan dengan gejala utama. Biasanya dokter akan menulis:
Keluhan Utama: BAK (Buang Air Kecil) di malam hari. Ini sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan melalui inbox saya (Mengapa suami saya sering kencing pada malam hari?).
Biasanya jika seorang dokter mendapatkan informasi; "BAK pada malam hari", sebagaimana pertanyaan yang disampaikan melalui inbox saya (Mengapa suami saya sering kencing pada malam hari?), maka secara otomatis, dalam benak sang dokter (secara diam-diam) akan bermunculan sejumlah pertanyaan.
Karena
DOKTER bukan ALLAH, bukan DUKUN, bukan PERAMAL, bukan PARANORMAL, tapi
hanya manusia biasa yang kebetulan NASIB mengizinkannya menjadi seorang
DOKTER, maka sang dokter akan bertanya kepada pasien, dengan menggunakan
sejumlah pertanyaan berikut, yang tetap berhubunagn dengan isu utama
NOCTURIA, yaitu;
Berapa usia pasien? Informasi usia sangat
penting karena berkaitan penyakit GERIATRIK (penyakit degenerasi karena
faktor usia), misalnya; Penyakit Payah Jantung Kongestif atau Penyakit
HTP (Hipertropy Prostat) yang umunya diderita pria-pria usia lanjut, di
mana salah satu gejalanya adalah sering BAK, karena terjadi penekanan
prostat yang membesar terhadap kandung kencing (Vesica Urinaria. Ada
yang menyebutnya Buli-Buli).
Sejak kapan BAK pada malam hari mulai terjadi? (ini menyangkut ONSET penyakit).
Apakah ada gejala DISURIA? (kencing yang disertai rasa sakit?)
Apakah ada gejala HEMATURIA? (kencing yang disertai darah?)
Apakah ada NANAH yang ikut keluar bersama air kencing? Ada hbungan dengan STD alias PHS
Apakah pasien yang bersangkutan minum air yang banyak sebelum tidur?
Apakah
ada rasa HAUS dan rasa LAPAR yang sering muncul? Pertanyaan ini
diajukan untuk menyingkirkan kalau pasien termaksud tidak sedang
menderita DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS). Karena salah satu syndroma
KENCING MANIS adalah, apa yang dinamakan; "3P", yaitu;
1. POLLYPHAGI = sering LAPAR. Jadi bawaannya, sebentar-sebentar ingin MAKAN.
2. POLLYDIPSY = sering HAUS. Bawaannya ingin terus MINUM.
3. POLLYURI = sering KENCING. Selalu ke toilet untuk BAK (Buang Air Kecil).
Berapa kali, semalam ke kamar mandi (ini menyangkut frekwensi = kekerapan).
Apakah
pernah JAJAN di luar? Biasanya pertanyaan ini ditujukan untuk pria-pria
HIDUNG BELANG (tapi bukan KULIT BELANG) yang suka JAJAN, lalu dapat
oleh-oleh berupa STD = Sexually Transmitted Disease atau PHS= Penyakit Hubungan Sexual, misalnya;
GO (Gonorrhea), Sifilis dan seterusnya. Tapi saya yakin, Ibu yang
mengajukan pertanyaan itu pasti memiliki Suami yang baik dan setia
sehingga tidak gampang JAJAN di luaran. Dokter biasanya mengajukan
pertanyaan ini untuk menyingkirkan kemungkinan NOCTURIA yang disebabkan
oleh STD atau PHS.
Terlepas dari KASUS yang ditanyakan Ibu
Muda tersebut melalui inbox, karena forum ini adalah forum (ranah)
ilmiah, maka kita harus terbuka membahas hal-hal sensitif tapi krusial
bagi kepentingan banyak orang. Misalnya, bisa saja STD atau PHS bukannya
datang dari sang suami. Bisa juga STD alias PHS datang dari sang
isteri, sebagai oleh-oleh akibat sang isteri memiliki SELINGKUHAN di
luar.Tapi saya yakin, Ibu yang mengajukan pertanyaan ini maupun Suaminya
adalah "orang-orang yang memiliki komitmen kuat terhadap KESUCIAN
sebuah lembaga PERNIKAHAN".
Anda mungkin sempat membaca
berita sebuah hasil penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh
sejumlah dokter di sebuah Universitas di Inggris. Ditemukan data yang
lumayan mengejutkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; "Ternyata
jumlah WANITA yang BERSELINGKUH, jauh lebih banyak dari pada jumlah PRIA
yang BERSELINGKUH. Anda bisa membaca sendiri beritanya melalui sebuah
LINK (TAUTAN) yang saya posting di account saya yang satu lagi; (RAMA CRISTO).
Terlepas
dari sejauh mana VALIDITAS hasil penelitian tersebut (mempertanyakan
METODOLOGI PENELITIAN yang melingkupi hal-hal seperti: Tempat &
Waktu penelitian, Jumlah Populasi, Jenis populasi, Jumlah Sampel, Teknik
Pengambilan Sampel, Metode Penentuan dan Pengukuran terhadap VARIABEL
dan seterusnya), namun berita ini sepertinya semacam satu fenomena baru
(boleh dianggap; warning), di mana telah
terjadi perubahan paradigma berpikir di kalangan Kaum Hawa, sebagai
produk langsung dari GERAKAN KAUM FEMINIS menuntut adanya PERSAMAAN HAK
(semoga bukan HAK untuk BERSELINGKUH), melalui isu GENDER. Perubahan
paradigma ini akan berpengaruh terhadap tatanan nilai-nilai (norma) di
masyarakat; seperti norma sosial, norma agama, hukum, budaya dan
seterusnya.
Mungkin hasil penelitian di atas, bisa
diulangi (dilakukan penelitian ulang) terhadap populasi (Wanita) dari
peradaban lain. Misalnya penelitian tersebut bukan lagi dilakukan di
Eropa, melainkan di Asia. Bisa saja ditemukan hasil yang berbeda karena
perbedaan KULTUR antara BARAT & TIMUR. Siapa tahu, di Asia, misalnya
di Indonesia atau Timor Leste, setelah dilakukan penelitian, ditemukan
bahwa ratio (perbandingan) antara pasangan yang BERSELINGKUH, jumlah
PRIA yang BERSELINGKUH ternyata lebih banyak dari pada jumlah WANITA
yang BERSELINGKUH. Jadi hasil penelitian yang dilakukan di Inggris,
tidak bisa digeneralisasikan begitu saja terhadap seluruh populasi (Kaum
Hawa) di bumi, walaupun belum tentu hasil penelitian tersebut tidak
memiliki nilai kebenaran (ilmiah).
Setelah intermezzo di atas, kita kembali kepada isu NOCTURIA.
Karena pertanyaan yang diajukan kepada saya tanpa disertai data
(informasi yang memadai), maka saya tidak bisa mengtakan; "Sang Suami
tercinta sedang menderita penyakit apa, sehingga harus sering BAK di
malam hari?"
Biasanya setelah dokter melakukan anamnesa
lengkap, kemudian dokter akan melakukan PEMERIKSAAN FISIK secara lengkap
untuk mencari tanda-tanda pasti yang lebih OBYEKTIF. Setelah
pemeriksaan fisik selesai, maka berdasarkan KELUHAN PASIEN dan
PEMERIKSAAN FISIK, dokter setidak-tidaknya sudah memiliki bayangan dalam
benaknya (biasanya tidak dikatakan pada pasien jika pasiennya tidak
bertanya), kira-kira penyakit apa yang diderita oleh pasiennya?
Lalu
dokter akan membuat DIAGNOSA. Diagnosa ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu; DIAGONOSA KERJA (WORK DIAGNOSE) dan Diagnosa Banding. Diagnosa
Kerja, biasanya didasarkan pada hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan
fisik. Maka dokter akan menuliskan penyakit yang paling mungkin dari
semua jenis penyakit yang saat itu telah ada di benak dokter berdasarkan
hasil ANAMNESA dan hasil PEMERIKSAAN FISIK.
Misalnya (sekali lagi ini hanya umpama), berkaitan dengan pasien yang datang dengan keluhan utama; Sering BAK pada malam hari,
yang diderita oleh pasien yang (umpama) usianya sudah lanjut, disertai
gejala DYSURIA, lalu setelah dilakukan PEMERIKSAAN FISIK (misalnya RT =
RECTAL TOUCH), ditemukan adanya pembengkakan, maka dokter akan
menuliskan DIAGNOSA KERJA di RM alias MR sebagai; Suspec HTP (Hipertropy Prostat).
Ini
artinya, dari semua kemungkinan (penyakit) yang diduga oleh dokter
berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, diyakini sang dokter,
bahwa HTP (Hypertropy Prostat) adalah yang paling
mungkin. Baru kemudian kemungkinan-kemungkinan (penyakit) yang lainnya
dicantumkan di DIAGNOSA BANDING, yang disusun berdasarkan urutan tingkat
probabilitasnya.
Seorang DOKTER yang BIJAK, biasanya
sebelum hasil pekerjaannya dipastikan (dibuktikan) melalui serangkaian
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (sebagai KONFIRMASI), maka dokter akan selalu
mencantumkan kata (wajib); "SUSPECT" (dugaan atau kecurigaan) pada Diagnosa Kerjanya. Kata
SUSPECT ini sebagai PINTU DARURAT. Dari pada tidak ditulis, dan
ternyata hasil pemeriksaan LABORATORIUM menunjukkan sama sekali BUKAN
HYPERTROPI, khan malu-maluin diri sendiri, Keluarga dan Lembaga Pendidikan yang "menelorkan dokter tersebut".
Jadi pada tahap awal (pertemuan pertama) antara dokter & pasien, lazimnya akan melewati fase-fase sbb;
1. ANAMNESA LENGKAP.
2. PEMERIKSAAN FISIK, terdiri dari 4 unsur (IAPP = Inspeksi, Auskultasi, Palpasi & Perkusi).
3. MENEGAKKAN DIAGNOSA (Diagnosa Kerja & Diagnosa Banding).
4. MELAKUKAN THERAPY, biasanya THERAPY SYMPTOMATIS (sambil menunggu Hasil Pemeriksaa Lab).
5. MENGUSULKAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
6. MEMBUAT PROGNOSA (memprediksi perjalanan penyakit & dampaknya terhadap pasien).
Seluruh
prosedur dengan tahapan-tahapan di atas wajib hukumnya ditempuh seorang
dokter untuk menolong pasiennya. Jadi seorang dokter tidak melakukan
pekerjaan ALA (GAYA) seorang DUKUN, PERAMAL, PARANORMAL, atau AHLI
PENGOBATAN, yang konon hasilnya INSTAN (BIM
SALABIM..PROK...PROK...PROK.... BIM SALABIM PROK...PROK...PROK...!!!
Mudah-mudahan Pak TARNO tidak membaca artikel ini).
Di
sini saya tidak bisa menjelaskan prosedur kerja seorang DUKUN, PERAMAL,
PARANORMAL & PRAKTISI PENGOBATAN ALTERNATIF, karena saya TIDAK
PERNAH MEMPELAJARI ILMU dari GOLONGAN termaksud. Saya hanya sebatas
(secara garis besar) menguraikan PROSEDUR KERJA SEORANG DOKTER, dalam
kerangka menyembuhkan pasiennya.
Kepada temanku yang sudah
capai-capai mengajukan pertanyaan; "Apa beda PROSEDUR KERJA antara
DOKTER dan DUKUN, PERAMAL, PARANORMAL dan PRAKTISI PENGOBATAN
ALTERNATIF, dalam rangka menyembuhkan seorang pasien?", Anda bisa
menemui GOLONGAN TERMAKSUD untuk mengetahui PROSEDUR KERJA MEREKA.
Berkaitan
dengan pertanyaan dari Ibu yang menghawatirkan suaminya, saya harus
jujur katakan bahwa saya tidak bisa memastikan PENYAKIT apa yang sedang
diderita oleh suami Ibu? Apalagi Ibu hanya mengajukan pertanyaan singkat
(Mengapa suami saya sering kencing pada malam hari?),
tanpa disertai informasi lainnya sebagaimana terlihat dalam
inventarisasi sejumlah pertanyaan di atas, yang berhubungan dengan
gejala NOCTURNIA, maka saya tidak bisa memastikan Suami Ibu menderita
apa. Sebaiknya Ibu dan Suami menemui langsung seorang dokter. Akan lebih
baik langsung menemui seorang UROLOG (Ahli Urologi) terdekat, untuk
memastikan segala sesuatunya.
Tapi sekadar informasi untuk Ibu dan Suami ketahui, bahwa ada sejumlah kondisi (penyakit) yang menyebabkan; "Mengapa seorang pria (dewasa) sering BAK pada malam hari?" Kondisi (penyakit) yang saya maksudkan, sebagian di antaranya adalah sebagaimana saya sebutkan di bawah ini;
HTP (Hipertropy Prostat); Inkontinencia urine, karena adanya suatu locus minorus (kelainan tertentu pada organ tractus urinarius = saluran perkencingan), Penyakit Jantung Kongestif, Penyakit GGK (Gagal Ginjal Kronik), adanya BATU, di mana BATU itu letaknya bisa di Vesica Urinaria, yang sering disebut: BBB (Batu Buli-Buli atau Batu Vesica Urinaria), atau BATU itu letaknya di Ureter, biasa disebut BU (Batu Ureter), atau BATU itu letaknya di tingkat yang lebih tinggi, yang sering disebut BATUGIN (Batu Ginjal), Infeksi pada tractus urinairus, Cystitis Intertisial, Diabetes Melitus, Obstruksi Uretral Pelvic atau bisa juga karena suatu proses keganasan, misalnya; "KANKER PROSTAT". Dan masih banyak lagi causa (penyebab) lainnya. Untuk memastikannya harus diperiksa langsung seorang dokter (terutama Dokter Ahli Urologi), yang kemudian akan ditindak-lanjuti melalui Pemeriksaan Laboratorium.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan bermanfaat. Semoga ALLAH memberkati kita semua. Amin.
Catatan Kaki:
Sebagian informasi dalam artikel ini dikutip dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment